Kamis 26 May 2016 10:49 WIB

Al Fatih, Erdogan dan IHH

Red: M Akbar
Ahyudin, pimpinan Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Foto: dokpri
Ahyudin, pimpinan Aksi Cepat Tanggap (ACT)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahyudin (President ACT Foundation)

Happening art digelar di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta. Penyelenggaranya adalah Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama anggota Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) beserta jejaringnya. Gelaran itu dihelat tak lama setelah  kabar duka mengguncang batin: bombardement kembali menyasar Aleppo, Suriah. Stop Suriah Memerah Darah!

Demikian pesan yang kumandangkan. Media kembali meramaikan panggilan simpati atas jatuhnya korban warga sipil di Suriah. ACT segera mengirim tim pendahuluan - Sympathy of Solidarity (SOS) Syria. Bantuan ini menjadi kali ketujuh sejak konflik Suriah pecah pada 2011.  Sebagian besar akses pertolongan darurat untuk Suriah, melalui Turki yang menjadi kawasan penggerak peradaban.

Turki, seolah tak henti-henti memicu rasa takjub. Pertama, pada sosok Al-Fatih. Perjuangannya yang spektakuler, disebut dalam nubuwah, penakluk Konstantinopel kelak adalah sebagai ‘sebaik-baik pasukan, dan sebaik-baik pemimpin’.

Strategi kekhilafahan Turki era Ottoman, menakjubkan, dengan jejak fisik tata bangunan masjid, komplek sekolah, pasar, klinik, istana Topkapi nan megah di pinggir Bosporus, hadir sebagai kecemerlangan baru pasca runtuhnya Konstantinopel.

Sejatinya, jejak terkuatnya bukan sebatas urusan fisik, tapi pada pembangunan moral. Akhlak Al-Fatih sebagai pemimpin, panglima dan hamba Allah yang saleh, tak bisa diingkari, tertuang dalam tinta emas sejarah.

Ekspansinya yang menjunjung moral sebagai ekspresi politik Islam, demikian mengglobal. Inilah sosok yang keharumannya melintas masa, setelah masa kepemimpinan Muhammad SAW. Sejarah Turki, sarat energi.

Ketakjuban kedua, terhadap Presiden Turki. Dari jejak peradabannya, tak mengejutkan jika muncul pemimpin sekelas Recep Tayyip Erdoğan. Gaya berpolitik mantan Walikota Istanbul ini membuatnya sanggup merangkul semua kalangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement