Rabu 25 May 2016 22:01 WIB

Makanan Mengandung Bahan Pewarna Tekstil Beredar Luas di Batang

  Petugas memperlihatkan bahan makanan berbahaya berupa boraks dan pewarna tekstil untuk makanan.
Foto: Antara/Jafkhairi
Petugas memperlihatkan bahan makanan berbahaya berupa boraks dan pewarna tekstil untuk makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, Jawa Tengah, dalam kegiatan pantauan pengawasan keamanan pangan barang dalam keadaan terbungkus, kedaluwarsa, peredaran daging ayam, sapi dan telur di sejumlah pasar menemukan makanan yang mengandung kimia.

Kepala Seksi Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Batang, Kety di Batang, Rabu (25/5), mengatakan bahwa kegiatan pantauan ini bertujuan untuk melindungi konsumen agar tidak dirugikan secara kesehatan maupun materi.

"Oleh karena, kami mengimbau pada masyarakat saat membeli sesuatu berupa makanan, kue maupun minuman kemasan harus teliti dan label kedaluwarsa," katanya.

Menurut dia, menjelang Ramadhan diperkirakan daya beli masyarakat membeli bahan makanan akan meningkat sehingga terkadang penjual tidak mengontrol atau sengaja menjual barang yang sudah tidak layak konsumsi. "Pada kegiatan monitoring itu, kami menemukan makanan krupuk dan mi kering yang mengandung kimia, minuman kemasan yang sudah kedaluwarsa, dan borak. Monitoring ini kami laksanakan mulai hari ini (Rabu, 25/5) hingga Kamis (26/5)," katanya.

Petugas monitoring dari Bidang Pelayanan Kesehatan Masyrakat dan Perizinan Dinas Kesehatan Ika Irawan mengatakan berdasar dari hasil pantauan itu ditemuan makanan kerupuk mengandung bahan kimia jenis Metalia yellow yang biasa diipakai untuk bahan perwarna tekstil.

"Bahan kimia ini sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Demikian pula borak yang dipakai untuk bahan pengawet," katanya.

Tim monitoring ini terdiri atas Dinas Kesehatatan, Dinas Pertanian, Peternakan dan Tanaman Pangan, Satuan Politik Pamong Praja, Bagian Perekonomian, dan Bagian Humas dan Protokol, serta Polres Batang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement