Rabu 25 May 2016 21:32 WIB

Mujahidin Indonesia Timur Dapat Senjata dari Teroris Filipina

Rep: C30/ Red: Karta Raharja Ucu
Baliho DPO kelompok santoso
Foto: dok. Humas Polda Sulteng
Baliho DPO kelompok santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso memiliki hubungan dengan kelompok teroris Filipina Selatan. Kedekatan tersebut terjalin karena kelompok teroris Santoso yang membeli senjata dari Filipina.

Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengungkapkan kelompok Santoso menerima pasokan dari Filipina Selatan. Hal tersebut diketahui setelah tim Densus 88 menggagalkan transaksi mereka dan menangkap dua anggota Santoso pada 28 Mei 2015 lalu di Manado, Sulawesi Utara.

"Itu benar, memang ada kegiatan terorisme di Poso dan senjata dipasok dari sana (Philipina) tapi ada dari Jakarta juga," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (25/5).

Rudy menjelaskan jalur yang digunakan kelompok Santoso alias Abu Warda membeli senjata api dari kelompok teroris di Filipina. Dari Filipina Selatan, kata dia kemudian masuk lewat laut Sangatta lalu ke Sulawesi Utara selanjutnya ke Poso.

"Itu jalur distribusi senjata memang," terangnya.

Ia juga menambahkan pada senjata tersebut ditemukan lambang Filipina Police. Kemungkinan sambungnya ada pabrik yang memproduksi senjata tersebut di Philipina.

Akan tetapi mengenai lambang pada senjata, pihaknya belum mengetahui apakah senjata tersebut hasil penjualan resmi atau hasil rampasan kelompok teroris Filipina. "Persenjataan yang kami tidak ketahui itu hasil penjualan ilegal atau perampasan," ucap dia.

(Baca Juga: Mujahidin Indonesia Timur Dukung ISIS, Ini Alasannya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement