Selasa 24 May 2016 21:09 WIB

Menteri Nasir: Ahli Nuklir RI Dimanfaatkan Luar Negeri

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Achmad Syalaby
 Menristekdikti M Nasir. (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menristekdikti M Nasir. (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai harus mulai mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) demi terwujudnya ketahanan energi nasional.  Salah satunya dalam mengembangkan dan memanfaatkan tenaga nuklir.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menerangkan, pada dasarnya Sumber Daya Manusia (SDM) bidang nuklir sudah cukup terpenuhi.

“Jumlahnya sudah cukup banyak yang konsentrasi pada bidang nuklir,” kata Nasir pada Konferensi Nasional Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi (PPI KIM),  Peringatan Hari Metrologi Dunia dan Workshop Metrologi, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (24/5).

Nasir mencontohkan kondisi demikian sudah nampak di sejumlah Perguruan Tinggi (PT). Beberapa PT sudah ada yang membuka program dengan fokus bidang kenukliran.

Jumlah SDM nuklir memang sudah cukup banyak, tapi pemanfaatannya yang menjadi kendala. Dengan kata lain, sebagian mereka terkadang lebih dimanfaatkan keahliannya oleh pihak luar negeri seperti Jepang.

“Bahkan, bisa jadi nanti dimanfaatkan oleh Malaysia yang saat ini sedang masa pengembangan nuklir,”jelas Mantan Rektor Terpilih universitas Diponegoro (Undip) ini. Atas kondisi demikian, Indonesia jelas harus bisa memanfaatkan mereka agar tidak malah ‘pindah’ ke negara lain.

Menurut Nasir, penerapan teknologi nuklir sudah menjadi gelombang besar dunia yang pengaruhnya telah mencapai Indonesia juga. Karena itu, pemanfaatan teknologi nuklir sudah seharusnya menjadi alternatif bukan jalan akhir dari segalanya. "Dan kebijakan digunakan atau tidaknya ada pada Kementerian ESDM sedangkan kita dalam hal risetnya," jelas dia. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement