REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG — Pemerintah Kabupaten Subang berlakukan status siaga bencana selama tiga hari ke depan. Penetapan status ini terkait dengan bencana banjir bandang yang melanda Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Ahad (22/5) malam. Saat ini, tim gabungan sedang fokus pada rehabilitasi rumah warga yang rusak.
Camat Cisalak Wahyu Suryana, mengatakan, saat ini tim gabungan bersama-sama merehabilitasi kerusakan rumah warga. Banjir bandang kemarin dampaknya sangat luar biasa. Rumah yang rusak akibat terjangan banjir bandang tersebut, lebih dari 36 unit. Enam unit di antaranya rusak parah alias rata dengan tanah.
"Selain merehabilitasi rumah warga, kami juga sedang menormalisasi Sungai Ciponali," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (24/5).
Karena itu, pemkab telah menetapkan masa tanggap darurat yang berlangsung tiga hari. Adapun, upaya tanggap darurat untuk merehabilitasi kerusakan ini, melibatkan ratusan personil gabungan TNI, Polri, Tagana, Satpol PP, Palang Merah Indonesia dan relawan lainnya. Termasuk masyarakat setempat.
(Baca: Korban Meninggal Banjir Bandang Subang Enam Orang)
Dampak dari bencana ini dinilai merugikan masyarakat. Akan tetapi, saat ini kerugian materilnya masih dihitung. Namun, korban jiwa akibat kejadian itu mencapai lima orang. Selain rumah, kerugian materil disebabkan banyaknya areal sawah yang tertutup material tanah."Kerugian materilnya, diprediksi sampai miliaran rupiah," ujarnya.
Menurut Wahyu, saat ini masyarakat masih syok atas kejadian banjir bandang itu. Dia menjelaskan, banjir bandang ini merupakan kali pertama terjadi di Desa Sukakerti tersebut.