REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB) yang digelar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) selama dua hari (23-24/5) baru sebuah permulaan. "Konvensi ini baru 'iftitah', baru permulaan dan bukan sekadar setting wacana, tetapi untuk menggerakkan energi positif bangsa ini" ujarnya pada penutupan KNIB, di UMY, Selasa (24/5).
Konvensi ini, menurut Haedar, merupakan awal untuk membangun kesadaran kolektif dan membangun derap langkah produktif untuk mewujudkan Indonesia berkemajuan. "Pokok pikiran yang disampaikan tadi, itu hanya beberapa pokok saja, lampirannya banyak," katanya.
Menurut Haedar, ada diksi-diksi baru yang berkembang dalam konvensi ini. Di bidang politik selain demokratik politik juga harus etik, berkeadilan efektif, dan berkemajuan. Di bidang budaya, ada upaya membangun daya jelajah rasional yang objektif, produktif, untuk mengakhiri budaya kasur.
"Mari kita akhiri dan kita tutup buku budaya menertawakan diri sendiri dan membangun budaya berkemajuan. Tugas kita adalah bagaimana menularkan benih daya pikir produktif menjadi daya pikir milik bangsa," katanya.