REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengkhawatirkan kasus demam berdarah di wilayahnya masih berpotensi bertambah mengingat cuaca hujan yang masih melanda.
Data Dinkes NTB menunjukan sebanyak 19 orang meninggal akibat menjadi korban penyakit DBD dan 1935 orang terkena penyakit tersebut.
“Saat ini jumlah korban meninggal belum bertambah dan penderita yang terkena DBD belum mencapai angka 2000 orang. Yang jelas, masih ada hujan itu dikhawatirkan sebab bisa menimbulkan genangan-genangan dan jentik nyamuk berkembang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Eka Junaidi kepada wartawan, Selasa (24/5).
Ia menegaskan, masyarakat memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah. Seperti dalam menjaga kebersihan lingkungan dan berperilaku hidup bersih dan sehat. Sementara, Dinkes hanya sebatas melakukan penyuluhan dan pembinaan serta pencegahan.
Menurutnya, masyarakat harus bersama-sama menjaga lingkungan sekitar dan berpilaku hidup sehat dan bersih. Dirinya mengaku penderita penyakit DBD saat ini relatif menurun dari bulan sebelumnya.
Eka mengatakan sebaran penyakit DBD di 10 kabupaten/kota yaitu Kota Mataram mencapai 589 kasus dengan korban meninggal tujuh orang. Kabupaten Lombok Barat, sebanyak 168 kasus, korban meninggal dua orang. Lombok Tengah 75 kasus dan korban meninggal satu orang.
Selain itu, di Lombok Timur terdapat 535 kasus, enam orang menjadi korban meninggal. Kabupaten Lombok Utara sebanyak 100 kasus.
Sumbawa Barat sebanyak 34 kasus, Kabupaten Sumbawa sebanyak 244 kasus dengan dua orang korban meninggal. Kemudian di Dompu sebanyak 82 kasus, Kabupaten Bima 83 kasus, kota Bima 29 kasus dan satu orang meninggal dunia.