REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepolisian Daerah Bali mengawal alur distribusi kebutuhan pokok guna menghindari praktik curang maupun penimbunan barang menjelang Bulan Puasa.
"Kami kawal distribusi harus sampai di tangan masyarakat," kata Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto usai menghadiri rapat TPID Bali di Kantor Bank Indonesia Provinsi Bali di Denpasar, Selasa (24/5).
Menurut dia, polisi memanfaatkan jaringan intelijen yang tersebar hingga di pelosok desa, termasuk memanfaatkan bhayangkara lembina keamanan dan ketertiban masyarakat (babinkamtibmas) Polri dan bintara pembina desa (babinsa) Kodam IX/Udayana.
"Mereka bertugas melihat ketersediaan barang di lapangan. Kalau (barang) menghilang, kami akan cari," ujarnya.
Polisi, lanjut dia, meminta distributor untuk tidak melakukan penimbunan dan akan mengawasi pihak-pihak tertentu yang berupaya memanfaatkan momentum dengan menaikkan harga. "Tidak boleh ditimbun lama-lama supaya di pasar sedikit sehingga pas mahal dikeluarin," ucap Sugeng.
Sebagian besar kebutuhan pokok di Bali masih didapatkan dari daerah lain, di antaranya dari Jawa Timur dan Nusa Tengggara Barat. Sehingga harga-harga di Provinsi Bali selain dipengaruhi oleh stok juga faktor distribusi.
Sementara itu Pemerintah Provinsi Bali mengklaim bahwa stok sejumlah kebutuhan pokok aman menjelang Bulan Puasa dan libur sekolah. "Saat ini semua stok aman karena untuk stok, misalnya beras, gula, minyak goreng semua lancar," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Wayan Kusumawati yang ditemui saat menggelar pasar murah di Pasar Badung (Eks Tiara Grosir).
Menurut dia, ketersediaan kebutuhan pokok tersebut bertahan hingga satu bulan mendatang. "Tetapi barang itu akan datang terus didistribusikan ke konsumen melalui pasar-pasar," imbuhnya.