REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAILIAT -- Pengamat pendidikan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ponidi menilai perlu adanya penanaman pada diri pelajar program mengaji satu hari satu juz di setiap sekolah.
Ia berkata, program satu hari satu juz yang diselenggaran di seluruh sekolah adalah salah satu modal dasar pembinaan kepribadian siswa. Namun, hendaknya program pemerintah itu harus diikuti dengan pendalaman Alquran.
"Sehingga terwujud penanaman moral yang baik pada diri siswa," katanya di Sungailliat, Senin (23/5). Pernyataan itu disampaikan Ponidi menyikapi adanya kasus hukum yang menimpa pada anak-anak.
Menurut dia, perkembangan diri anak ditentukan oleh pengaruh atau kegiatan yang sering dilihat atau dilakukannya bersama dengan teman-temannya baik di lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat.
"Perkembangan teknologi yang cukup pesat, dapat pula berdampak negatif terhadap pengaruh sosial masyarakat jika tidak dihadapi dengan bijaksana," ujarnya.
Persoalan pada diri generasi muda sekarang kata Ponidi menjadi tanggung jawab bersama. Mulai dari keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat yang memiliki andil dominan.
"Program satu hari satu juz di seluruh sekolah, menurut saya tidak hanya sekedar dibaca, namun harus ada guru atau ustad pembimbing untuk mendalami ayat-ayat alquran yang dibacanya itu," kata dia.
Dia mengatakan kemajuan komunikasi diakui tidak mampu dibendung, peran orang tua harus mampu mengarahkan anaknya agar menggunakan tekonologi dengan cara yang baik dan benar. "Perlu diketahui juga bahwa, ilmu yang didapat anak dari lembaga sekolah kurang dari 50 persen, selebihnya didapat dari lingkungan keluarga dan masyarakat," katanya.