REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Harga gula pasir di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) merangkak naik. Awalnya di kisaran maksimal Rp 14 ribu kini menjadi sekitar Rp 17 ribu per kilogram.
Pantauan di pasar Bonggoeya (pasar panjang) dan pasar Baruga, Senin (23/5) meski kenaikan harga gula pasir tergolong cukuk drastis, namun stoknya cukup tersedia di sejumlah pedagang pengecer.
Salah seorang pedagang di pasar panjang, Ny Sumianti (40), mengatakan kenaikan harga gula pasir ini terjadi sejak dua minggu terakhir. "Umumnya pedagang menaikkan harga gula pasir ini, karena pembelian dalam per karung naik drastis. Kalau biasanya dibeli hanya sekitar Rp 645 ribu per karung (25 kg), kini sudah mencapai harga Rp 700 ribu per karung," ujarnya.
Sumianti menambahkan, kenaikan harga gula pasir, baik kemasan maupun bukan kemasan diperkirakan masih akan bertambah karena sudah mendekati bulan Suci Ramadhan. "Biasaya, menjelang memasuki puasa kenaikan tidak hanya pada gula pasir, tetapi hampir seluruh kebutuhan sembilan bahan pokok lainnya," katanya.
Jenis kebutuhan lainnya juga bergerak naik adalah minyak goreng kemasan (bermerek) maupun minyak curah. Ia menyebutkan, untuk jenis minyak goreng Bimoli yang biasanya Rp 15.200 per liter kini naik Rp 16 ribu per liter. Minyak goreng curah yang biasanya Rp 13.500 per liter naik menjadi Rp 14 ribu per liter.
Sementara bawang merah juga masih tetap tinggi selama beberapa pekan ini dengan harga Rp 50 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 40 ribu per kilogram.