REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemudik dengan menggunakan sepeda motor yang jumlahnya diperkirakan akan masih tinggi pada musim lebaran tahun ini harus ditangani dengan serius oleh pemerintah untuk mengurangi angka kecelakaan, kata pengamat transportasi Djoko Setijawarno.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad, Djoko mengatakan pengangkutan sepeda motor melalui moda transportasi lain dan memberikan mudik gratis bagi warganya harus tetap dipertahankan.
"Pemerintah sudah menyiapkan mudik gratis motor lewat truk, kereta api, dan kapal laut. Cuma untuk tahun ini lewat kapal laut ditiadakan, meski lewat moda kereta api ditingkatkan tiga kaki lipat, mencapai kisaran 15 ribu," kata Djoko.
Dia berpendapat sebaiknya pemerintah tetap mengadakan mudik gratis via kapal laut. Menurutnya pemerintah lebih baik menganggarkan mudik gratis kapal laut ketimbang menggratiskan tarif tol untuk pemudik lebaran.
"Setidaknya untuk perjalanan jarak jauh dapat memangkas waktu perjalanan di jalan raya. Tidak harus 10 jam, maksimal bisa 3-4 jam meski ke Jawa Tengah atau Jawa Timur. Juga membantu kepolisian untuk tidak banyak mengawasi perjalanan mudik motor di jalan raya," kata dia.
Berdasarkan survei potensi pemudik Lebaran 2016 yang diadakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Perkeretaapian Balitbang Kementerian Perhubungan pemudik memilih motor sebagai kendaraan pulang kampung karena dianggap lebih cepat (31,8 persen), murah (22,2 persen), irit (13,5 persen), dan santai (8,6 persen).
Pemudik memilih menggunakan sepeda motor karena ongkos yang lebih murah yakni kurang dari Rp 500 ribu, dan juga bisa membantu mobilitas pemudik saat di kampung halaman.
"Di kampung halaman, sepeda motor masih dapat dimanfaatkan untuk mengunjungi keluarga dan kerabat. Masalahnya, transportasi di daerah juga buruk. Alternatif pilihan sepeda motor menjadi lebih tepat buat warga kelas menengah ke bawah," kata dia.