REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyatakan masyarakat Jabar harus bergotong royong menjaga sungai Citarum dari segala yang mengotori. Sebab, Citarum adalah wajah peradaban masyarakat Jabar sehingga kondisi sungai sekarang merupakan cerminan warga Jabar saat ini.
"Lihatlah Citarum saat ini, sungai-sungai yang lain, ini potret peradaban warga Jabar. Citarum adalah wajah sebagian besar masyarakat Jabar, termasuk wajah saya," kata Deddy saat menghadiri agenda lingkungan di Taman Musik, Kota Bandung, (21/5) kemarin.
Sungai Citarum saat ini juga menjadi tempat pembuangan tinja manusia dan hewan sapi ternak. Kata Deddy, terdapat lebih dari 3.000 kandang komunal sapi yang berada di pinggir sungai Citarum. "Yang tiap hari ini disemprotkan terus masuk ke sungai," ujar dia.
Padahal, heran Deddy, air di hulu sungai Citarum yakni Situ Cisanti, itu jernih bahkan bisa diminum langsung. Tapi setelah mengalir ke hilir, kondisi air sungai Citarum malah jauh berbeda dari kondisi hulu.
"Makanya nanti kita akan membuat suatu tempat komunal juga untuk memproduksi biogas dari kotoran-kotoran hewan ternak," tutur dia.
Deddy pun menyinggung soal keadaan daerah Rancaekek yang bertahun-tahun sawah di sana teraliri limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun). Menurut dia, Rancaekek adalah cermin wilayah yang hancur karena wilayah industri.
Berkali-kali pihak perusahaan digugat oleh masyarakat atas pencemaran yang diperbuatnya, tapi selalu saja diganjar dengan sanksi yang tidak setimpal. "Bahkan sejak negara ini berdiri, pernahkah penggugat kasus limbah itu dimenangkan oleh penggugat. Belum pernah, tapi inilah tantangannya," kata dia.
Pemprov Jabar saat ini sudah berkomitmen untuk membenahi persoalan Citarum. Sebanyak 500 komunitas ecovillage dari hulu Citarum sampai Saguling membuat wilayah desanya menjadi berbasis lingkungan.