REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Sebanyak 700 ekor ternak sapi betina produktif di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun anggaran 2016 mendapat pengembangan program penyinkronan birahi dengan metode Inseminasi Buatan, yakni kawin suntik untuk perbaikan mutu genetik.
"Target sinkronisasi 700 sapi betina ini khusus untuk sapi yang dipelihara dengan cara dikandangkan, bukan sapi yang dilepasliarkan sehingga proses melakukan IB lebih mudah," ujar Kepala Bidang Budidaya dan Perbibitan Dinas Peternakan Provinsi Kaltim I Gusti Made Jaya Adhi di Samarinda, Sabtu (21/5).
Sapi yang dikandangkan, lanjutnya, proses Inseminasi Buatan (IB)-nya lebih mudah karena sapi tidak berkeliaran secara bebas, sehingga akan memudahkan bagi petugas dalam memantau kondisi pra dan pasca dilakukan IB. Sedangkan sapi yang dipelihara dengan pola dilepasliarkan, kata Adhi, kecil kemungkinan bisa bunting dengan cara IB karena sapi ini justru lebih memilih bunting alami atau kawin secara alam, apalagi sapi selalu bergerak dalam kelompok sehingga sulit dilakukan kawin suntik.
Menurutnya, ada beberapa manfaat IB, di antaranya peternak tidak perlu mencari sapi pejantan, karena cukup menghubungi inseminator dan menentukan jenis bibit sapi yang diinginkan oleh peternak. IB juga efisiensi biaya karena peternak tidak perlu memelihara pejantan sehingga biaya pemeliharaan hanya dikeluarkan untuk betina indukan. Apalagi dengan IB juga bisa menentukan jenis sapi unggul yang diinginkan peternak.
Ia melanjutkan, untuk program sinkronisasi 700 sapi betina produktif melalui IB ini, Kabupaten Paser akan menjadi daerah tujuan utama untuk menjalankan program.