REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga orang tewas dan empat kritis akibat terkena awan panas Gunung Sinabung di Sumatera Utara yang meletus pada Sabtu (21/5) sore pukul 16.48 WIB.
"Luncuran awan panas Gunung Sinabung kembali menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (21/5).
Data sementara BPBD Kabupaten Karo, tujuh orang terkena awan panas, tiga meninggal dunia dan empat luka-luka dalam kondisi kritis. Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi korban ke rumah sakit. Beberapa rumah di sekitar gunung terbakar akibat terlanda awan panas.
Pencarian korban lain, kata dia, akan dilanjutkan Ahad (22/5) pagi dengan memperhatikan kondisi aktivitas erupsi Gunung Sinabung. Korban adalah warga Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, yang sedang melakukan aktivitas berkebun di ladangnya.
Desa Gamber, lanjut dia, berada dalam radius empat kilometer dari puncak kawah Gunung Sinabung. Seharusnya daerah ini kosong karena merupakan zona merah yang semua warganya tidak boleh melakukan aktivitas. Sebagian besar warga Desa Gamber telah mengungsi sejak lama dan rencana akan direlokasi mandiri.
Masyarakat Gamber telah diberikan bantuan sewa lahan pertanian dan sewa rumah oleh pemerintah agar tidak melakukan aktivitas di zona merah. Namun, ada sebagian masyarakat yang tetap nekat melakukan aktivitas pertanian di kebunnya meskipun telah dilarang aparat, kata Sutopo.
Sutopo mengatakan Kepala BNPB Willem Rampangilei memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB untuk segera ke Karo guna mendampingi BPBD Kabupaten Karo dalam penanganan darurat erupsi Gunung Sinabung. "Dandim Karo sebagai Komandan Tanggap Darurat agar mengoordinir pencarian dan penyelamatan korban. Lebih memperketat penjagaan dan patroli sehingga zona merah benar-benar tidak ada aktivitas masyarakat di dalamnya," kata dia.
Aktivitas Gunung Sinabung, kata Sutopo, masih tinggi. Pada Sabtu (21/5), terjadi awan panas guguran yang terjadi secara menerus pada pukul 14.28 WIB, 15.08 WIB, 16.39 WIB dan 16.48 WIB. Awan panas guguran mencapai 4,5 kilometer yang menjangkau Sungai Lao Borus ke arah barat.
Tinggi kolom abu vulkanik, kata dia, mencapai tiga ribu meter dan status gunung adalah awas. Potensi letusan masih tetap tinggi dan dapat terjadi kapan saja. Masyarakat juga dievakuasi ke lokasi yang aman. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
"Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. Untuk masyarakat di sekitar gunung dalam berbagai jarak juga tidak diperbolehkan mendekat seperti tujuh kilometer untuk sektor selatan-tenggara, enam kilometer untuk sektor tenggara-timur serta empat kilometer untuk sektor utara-timur laut," katanya.