Sabtu 21 May 2016 18:55 WIB

Potensi Longsor di Gorontalo Disebut Besar

 Ilustrasi tanah longsor.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Kepala Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan Universitas Negeri Gorontalo, Fitryane Lihawa mengatakan daerah tersebut memiliki potensi besar terjadinya erosi dan longsor.

Menurut dia di Gorontalo, Sabtu (21/5), dari data topografi daerah tersebut memiliki tingkat kelerengan yang beragam.

Dijelaskan tingkat kelerengan terbagi atas Kelas A 0-2 persen, Kelas B 2-8 persen, Kelas C 8-15 persen, Kelas D 15-40 persen dan Kelas E dengan kelerengan di atas 40 persen.

Luas kawasan yang termasuk dalam kelas A sebesar 128.552 hektare (10,52 persen), Kelas B sebesar 74.122 hektare (6,72 persen), Kelas C sebesar 66.528 hektare (5,45 persen), Kelas D 113.997 hektare (9,33 persen) dan Kelas E 838.355 hektare (68,63 persen).

Dengan kondisi lahan yang didominasi lereng sangat curam, maka Provinsi Gorontalo memiliki risiko erosi dan longsor yang tinggi, tukasnya.

Sementara itu Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Gorontalo, Rugaya Biki mengatakan Kondisi topografi di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan sehingga Gorontalo mempunyai banyak gunung dengan ketinggian yang bervariasi.

"Gorontalo memiliki banyak gunung dengan ketinggian yang berbeda. Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi dengan ketinggian 2.100 meter dari permukaan laut," ungkapnya.

Sedangkan Gunung Litu Litu yang terletak di Kabupaten Gorontalo adalah gunung yang terendah dengan ketinggian 884 dari permukaan laut.

Kondisi iklim dan topografi permukaan serta batu yang beragam di wilayah Gorontalo, secara fisik maupun kimiawi akan menghasilkan tanah yang subur.

Namun, kata dia, kondisi geografis dan demografi di atas tidak hanya menunjukkan besarnya potensi yang dimiliki, tapi juga tingkat kerentanan yang relatif tinggi. "Kerentanan tersebut tentu berpotensi menimbulkan bencana, apalagi jika ditambah dengan adanya degradasi lingkungan melalui aktivitas manusia yang tidak terkendali," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement