Kamis 19 May 2016 20:35 WIB

Kementan: Kenaikan Harga Jelang Ramadhan Masih Wajar

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Bayu Hermawan
Warga membeli daging sapi saat operasi pasar yang digelar Kementan di Jalan Sunda, Jakarta
Warga membeli daging sapi saat operasi pasar yang digelar Kementan di Jalan Sunda, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang bulan Ramadhan harga sejumlah kebutuhan pokok mulai mengalami peningkatan. Mulai dari harga bawang, beras, gula pasir dan ayam potong meningkat di beberapa daerah.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Gardjita Budi mengatakan, kenaikan menjelang bulan Ramadhan sejumlah kebutuhan memang akan naik. Hal ini memang terjadi setiap tahun menjelang bulan suci umat Islam ini.

"Kalau naik di bulan Ramadhan‎ itu sebenarnya wajar. Yang tidak wajar justru kalau harga turun," ujar Gadjita, Kamis (19/5).

Gardjita melanjutkan, kenaikan lebih banyak dikarenkan faktor distribusi makanan pokok yang biasanya agak tersendat menjelang bulan tersebut. Meski demikian, Kementan tidak bertinggal diam.

Kementan dan Bulog tetap melakukan intervensi agar harga kebutuhan seperti bawang merah, beras, gula, hingga minyak bisa berada di harga normal atau naik tapi tidak terlalu signifikan di pasaran.

"Kami sudah mulai melakukan operasi pasar dengan Bulog. Untuk bawang merah kita Tekan agar bisa diharga Rp 25.000-27.000," katanya.

Ia menjelaskan, sejauh ini dari hitung-hitungan Kementan, sejumlah makanan pokok mulai dari ayam, telur, bawang dan kebutuhan lain dirasa cukup.

Bahkan kecukupan ini bisa dijaga hingga akhir bulan Ramadhan. Artinya menjelang hari raya Idul Fitri pun kebutuhan masyarakat seharusnya terpenuhi dengan harga yang ideal.

Sementara untuk daging sapi yang rencananya akan diimpor, Gadjita memprediksi kedatangan daging sapi ini baru datang awal pekan depan.

Daging sapi ini nantinya bakal didistibusikan untuk daerah yang memang setiap tahun membutuhkan pasokan banyak seperti Jabodetabek dan Jawa Barat.

"Kalau jumlahnya nantilah kita lihat saat produknya ada. Tapi ini untuk kota-kota besar dulu yang butuh banyak," ujarnya lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement