REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Inklusif, Pemkot setempat terus berbenah. Beberapa program dilakukan untuk meningkatkan peran serta difabel di masyarakat. Salah satunya adalah kepemilikan jaminan kartu esejahteraan khusus (Jamkesus).
Menurut Kepala Bapeda Kotaa Yogyakarta, berdasarkan data jumlah difabel di Kota Yogyakarta sebanyak 2.444 orang. Dari jumlah itu baru 1.861 orang yang memperoleh kartu Jamkessus. "Selebihnya bertahap akan menyusul," ujarnya, Rabu (18/5).
Selain melalui kartu untuk akses layanan publik, Pemkot Yogyakarta juga membuat beberapa kebijakan agar akses difabel dlayanan publik semakin meningkat. Salah satunya dengan membuat komunitas difabel, Resources center untuk pendidlkan inklusif dan ppembangunan sarana dan prasarana publik ramah difabel maupun akses layanan yang terbuka.
"Kota Yogyakarta terus mengembangkan diri menjadi Kota Inklusif yang terbuka untuk semua, ramah dan menyeluruh," ujarnya.
Kota Yogyakarta sendiiri tahun ini menjadi salah satu kota persiapan dalam sdang Habitat III. Habitat III sendiri merupakan agenda Perserikatan Bangsa--Bangsa (PBB) tentang pemukiman dan pembangunan perkotaan berkelanjutan. Kegiatan iini bertujuan untuk memastikan komitmen bersama menuju pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Sidang akan digelar di Quito, Ekuador, 17-20 Oktober 2016 mendatang.