Rabu 18 May 2016 22:29 WIB

BAB Sembarangan Masih Jadi Kebiasaan Sebagian Masyarakat Sleman

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Bayu Hermawan
Toilet
Foto: ist
Toilet

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Buang air besar (BAB) sembarangan masih menjadi kebiasaan sebagian masyarakat Sleman. Terutama mereka yang tinggal di pemukiman dekat sungai atau anak sungai.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Novita Krisnaeni menyampaikan, kebanyakan dari penduduk yang suka BAB sembarangan di sungai berasal dari kalangan usia lanjut.

"Itu biasanya karena kebiasaan. Jadi meskipun di rumahnya sudah ada jamban tetap saja BAB di sungai," ujarnya, Rabu (18/5).

Guna mengurangi kebiasaan jelek tersebut, Dinkes setempat melakukan gerakan Stop BAB Sembarangan. Namun dari 86 desa di kabupaten setempat, saat ini masih ada 35 desa yang belum mendeklarasikan diri berhenti dari kebiasaan BAB tidak pada tempatnya.

"Kami sendiri b,erharap bisa benar-benar memberhentikan 100 persen kebiasaan BAB sembarangan. Karena hal tersebut bisa menimbulkan penyakit," kata Novita.

Selain penyuluhan melalui gerakan Stop BAB Sembarangan, Dinkes bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Sleman melakukan pembangunan jamban di berbagai desa.

Menurut Novita, saat ini cakupan fasilitas sanitasi di Sleman sudah mencapai 90 persen. Namun demikian, hal yang paling berat dilakukan adalah merubah kebiasaan masyarakat.

Meskipun sulit, pemerintah setempat mengaku optimis dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bertahap.

Sementara itu, Kepala Dinkes Sleman, Mafilindati Nuraini menegaskan, BAB sembarangan merupakan perilaku yang tidak sehat.

"Dampaknya di masyarakat adalah penularan penyakit. Terutama diare, thypus dan hepatitis A," kata perempuan yang akrab disapa Linda itu menjelaskan.

Namun demikian, saat ini pencapaian akses penduduk menggunakan jamban mencapai 94,5 persen. Menurut Linda, angka tersebut sudah jauh di atas target nasional.

Sebab jumlah masyarakat pengguna jamban di tingkat nasional baru mencapai 60 persen. Sementara di DIY sudah mencapai 89,5 persen.

"Yang jelas, upaya kita sekarang adalah pendampingan dan memfasilitasi  program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)," tutur Linda.

Utamanya dengan mendorong madyarakat untuk mendeklarasikan diri sebagai Desa Stop BAB Sembarangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement