Rabu 18 May 2016 18:27 WIB

Pertamina Uji Pasar Produk Dexlite di Jatim

Rep: Binti Sholikah/ Red: Winda Destiana Putri
Petugas bersiap mengisi BBM non subsidi terbaru Pertamina Dexlite pada mobil di SPBU, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (15/4).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Petugas bersiap mengisi BBM non subsidi terbaru Pertamina Dexlite pada mobil di SPBU, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Pertamina (Persero) memperluas outlet uji pasar produk diesel non subsidi, Dexlite di Jawa Timur mulai pekan ketiga Mei 2016.

Uji pasar di Jatim ini akan dilakukan di 18 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di lima kabupaten/kota, yakni Surabaya, Malang, Sidoarjo, Mojokerto, dan Lamongan.

Peluncuran uji pasar dilakukan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang, di SPBU 54.601.113 Jl MERR Kalijudan, Surabaya, Rabu (18/5).

Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, mengatakan, perluasan wilayah uji pasar Dexlite di Jawa Timur melihat hasil uji pasar yang sudah dilakukan di Jabodetabek.

Pertamina melihat minat konsumen terhadap produk Dexlite cukup baik. Bahkan, saat uji pasar di Jabodetabek, Pertamina bisa menggaet 14-15 persen konsumen solar beralih ke Dexlite.

"Di Jawa Timur kita targetkan 15 persen, nanti kalau harganya bisa diturunkan akan lebih banyak yang menggunakan Dexlite," kata Ahmad Bambang di sela-sela acara tersebut.

Ahmad Bambang menjelaskan, Dexlite merupakan produk bahan bakar Diesel untuk pengguna kendaraan bermesin diesel. Produk ini menyasar segmen pengguna mesin diesel di antara Solar dan Pertamina Dex.

Dexlite memiliki angka Cetane 51 dengan kandungan sulfur maksimal 1.200 ppm atau lebih tinggi dibandingkan dengan Solar yang memiliki angka Cetane 48 dan kandungan sulfur maksimal 3.500 ppm. Sementara, Pertamina Dex memiliki angka Cetane 53 dan kandungan sulfur maksimal 500 ppm. Pertamina Dex saat ini dikenal sebagai produk bahan bakar diesel terbaik di Indonesia.

"Sebagai pilihan produk baru, Dexlite memang memiliki kualitas di atas Solar, namun harga tetap terjangkau oleh konsumen dan ramah terhadap lingkungan," imbuh Ahmad Bambang.

Menurutnya, dengan peluncuran produk baru tersebut bisa membantu pemerintah dalam mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Saat ini, pengguna premium mencapai 74 persen dari konsumen Pertamina.

Angka tersebut ditargetkan menjadi 60 persen pada akhir tahun ini, dan 40 persen pada 2017. Kemudian pada 2018-2019 ditargetkan semua konsumen premium sudah beralih ke BBM nonsubsidi.

"Angkutan umum sudah banyak yang pakai Pertalite, kami sedang mengajukan ke pemerintah agar harga Dexlite ini seperti Solar, kalau bisa di bawah Rp 6.000," ungkapnya.

Saat ini, harga Dexlite ditetapkan sebesar Rp 6.650 per liter. Untuk tahap awal, penjualan Dexlite ditargetkan mencapai 1,4 kilo liter per hari masing-masing di 18 stasiun tersebut.

Wagub Jatim, Syaifullah Yusuf, mengapresiasi inovasi produk Pertamina yang melihat peluang besar pasar konsumen mesin diesel yang semakin bertambah.

Menurut Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim, inovasi Dexlite merupakan strategi yang bagus, yakni mengurangi subsidi bukan dengan menaikkan harga melainkan menawarkan produk baru.

"Dengan hadirnya Dexlite dapat berkontribusi positif membantu pemerintah dalam mengurangi penggunaan bahan bakar bersubsidi Solar, dan dampaknya bagus terhadap mesin," kata Gus Ipul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement