REPUBLIKA.CO.ID, MUARA TEWEH -- PT PLN Wilayah Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah berlakukan pemadaman antara 6-8 jam nyala dan 6-8 jam padam akibat kerusakan mesin pembangkit listrik tenaga diesel mengalami kerusakan yang bertambah parah.
"Saat ini jadwal pemadaman yang baru itu sudah diberlakukan karena kondisi mesin PLTD cuma bisa melayani separuh warga Muara Teweh dan sekitarnya saja," kata Manajer PT PLN Muara Teweh Tatok Winarko, Jumat (13/5) malam.
Daya mesin yang ada sekarang ini 5.100 kilo watt (KW) dengan beban keseluruhan 8.500 KW, sehingga kalau dibagi dua seharusnya masing-masing 4.250 KW. Tapi karena kondisi padam, begitu beban dimasukan beban seharusnya 4.250 KW namun kondisi yang ada langsung naik menjadi 4.800-5.000 KW, sehingga listrik mengalami defisit yang parah dan jadwal pemadaman bergilir pada malam hari tidak diberlakukan untuk sementara karena dayanya sudah tidak cukup,
"Untuk jadwal pemadaman sampai 8 jam dan nyala delapan jam itu akan kami buatkan jadwalnya malam ini dan besok diharapkan sudah disebarkan kepada masyarakat" katanya.
Tatok menjelaskan, untuk mengatasi pemadaman tersebut pihaknya kini sudah mendatangkan empat unit dengan daya 1,6 mega watt (MW) dari PLN Kota Baru, Kalimantan Selatan dan mesin dari Puruk Cahu dengan daya 500 KW.
Kini seluruh mesin sudah tiba di Muara Teweh dan sedang dilakukan pembongkaran dan segera dilakukan pemasangan guna mesin segera bisa dipakai untuk mengatasi kerusakan mesin yang ada. "Malam ini petugas terus lembur untuk membongkar dan memasang mesin tersebut, guna secepatnya dipasang dan dioperasikan," jelas dia.
Dia mengatakan, untuk mengatasi gangguan mesin PLTD ini satu-satunya penyelesaian pemadaman di Muara Teweh adalah selesainya pembangunan transmisi jaringan listrik Muara Teweh menuju Buntok Kabupaten Barito Selatan guna cepatnya pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Blok Bangkanai di Desa Karendan Kecamatan Lahei beroperasi.