REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Kepala BPS Provinsi Gorontalo Eko Marsoro mengatakan, tak semua rumah tangga dan dusun dalam satu desa akan didatangi petugas, dalam rangka Sensus Ekonomi 2016. Ia menjelaskan pencatatan data di desa hanya dilakukan dengan mengambil sampel rumah tangga, sehingga terbagi dua jenis yakni desa konsentrasi dan desa non konsentrasi
"Untuk desa konsentrasi pengambilan sampel data akan mencakup 50 persen rumah tangga, sedangkan non konsentrasi hanya 25 persen. Sedangkan untuk Kota Gorontalo dilakukan dari rumah ke rumah, sehingga semua terdata," katanya di Gorontalo, Jumat (13/5).
Eko mengatakan pencacahan terbatas di desa-desa tersebut terpaksa dilakukan, karena keterbatasan dana sensus dari pemerintah pusat. "Tadinya anggaran untuk sensus Rp 3,7 triliun tahun ini. Karena ada kebijakan pembangunan infrastruktur, maka anggaran ini dipotong dan hanya Rp 1,7 triliun. Itu sebabnya ada perubahan metodologi dalam pencacahan data," ujarnya.
Meski demikian, lanjutnya, BPS berupaya ada alokasi anggaran SE pada 2017 sehingga rumah tangga yang tidak terdata tahun 2016 bisa masuk dalam sensus tersebut. Sensus ekonomi bermaksud untuk melihat dan mengukur perkembangan ekonomi, bila dibandingkan dengan kondisi sepuluh tahun lalu.
"Sensus ekonomi terakhir yaitu tahun 2006, sehingga perlu ada data terbaru untuk menggambarkan kondisi ekonomi saat ini," ucap dia.
Sekitar seribu petugas akan mengumpulkan sejumlah data dari 130 usaha yang tersebar di Provinsi Gorontalo. Sensus itu akan berlangsung dalam dua tahap, untuk tahap pertama 2016 sebatas mengumpulkan data usaha ekonomi rumah tangga. Sedangkan tahap kedua akan dilakukan pada 2017, yakni pendalaman dan analisa data sebelum diluncurkan pada 2018.
Ia menjelaskan di awal pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016 pihaknya sengaja melakukan pendataan kepada rumah tangga para pimpinan daerah, dengan harapan akan menjadi teladan dan contoh bagi masyarakat dalam mensukseskan Sensus Ekonomi. "Kami berharap semua kepala daerah dan pemilik usaha bisa membantu pendataan oleh petugas," imbuhnya.
Wagub Gorontalo Idris Rahim juga mengimbau masyarakat untuk memberikan informasi dan data usaha yang akurat kepada petugas yang datang. "Karena hasil sensus ini akan menjadi potret ekonomi Provinsi Gorontalo, sekaligus menjadi bahan perencanaan dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Selain itu, wagub menilai data hasil Sensus Ekonomi dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis, sekaligus menjadi bahan evaluasi dalam memanfaatkan peluang investasi. Dalam Sensus Ekonomi 2016, pendataan dilakukan terhadap seluruh usaha/perusahaan non pertanian dan pelaku usaha.
Jenis usaha yang akan didata diantaranya sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, pengadaan listrik, pengadaan air, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, konstruksi hingga jasa perorangan yang melayani rumah tangga.