REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Permukiman dan Perumahan Badan Pembangunan Nasional (Bappenas), Nugroho Tri Utomo, mengatakan kebutuhan rumah susun sewa sederhana (rusunawa) di Indonesia masih tinggi.
Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah belum dapat mencapai target pembangunan rusunawa baru.
"Kebutuhan rusunawa baik di Jabodetabek, Jawa maupun luar Jawa tinggi. Hampir semua lapisan masyarakat masih membutuhkan rusunawa," ujar Nugroho kepada Republika di Jakarta, Kamis (12/5).
Menurutnya, rusunawa tidak hanya dibutuhkan oleh para karyawan pabrik atau warga yang sebelumnya tinggal di kawasan kumuh. Permintaan pembangunan rusunawa juga diajukan oleh kampus (asrama mahasiswa) dan asrama militer.
Indikasi tingginya kebutuhan juga dilihat dari pengajuan permintaan pembagunan rusunwa dari setiap daerah setiap tahunnya. Berdasarkan catatan Bappenas, tutur Nugroho, hampir semua provinsi di Indonesia mengajukan permohonan pembangunan rusunawa.
"Permintaan seperti ini kami terima setiap tahun. Dari satu provinsi saja tidak hanya satu atau dua kota yang mengajukan pembangunan rusunawa. Bahkan, satu kota tidak hanya mengajukan satu pembangunan rusunawa," jelas Nugroho.
Pihaknya pun mengakui jika ketersediaan anggaran menjadi salah satu kendala penambahan pembangunan rusunawa. Nugroho mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah belum dapat memenuhi target pembangunan rusunawa secara nasional.
Selain anggaran, fokus pembangunan rusunawa untuk hunian atlet Asian Games 2018 juga menjadi hambatan pembangunan rusunawa saat ini. Nugroho mengatakan, beberapa pembangunan rusunawa belum dapat dilaksanakan karena pemerintah masih menyelesaikan pembangunan rusunawa Asian Games di Kemayoran.
Namun, dirinya menegaskan rusunawa di Kemayoran nantinya akan tetap diperuntukkan bagi masyarakat setelah pelaksanaan Asian Games selesai. Selain itu, pada 2016, pihaknya bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU - Pera) akan membangun 300 unit kamar rusunawa baru.
"Penambahan ini tetap kami peruntukkan bagi masyarakat korban relokasi dan para karyawan pabrik. Fokus penambahan rusunawa ke depannya tetap menyasar masalah kesenjangan kebutuhan permukiman di perkotaan atau kawasan padat penduduk," tambah Nugroho.