REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 11 orang dokter hewan gabungan akan melakukan nekropsi (autopsi untuk hewan) terhadap bangkai gajah bernama Yani yang mati di Kebun Binatang Bandung pada Rabu (11/5).
"Total ada 11 orang dokter yang mengautopsi dan autopsinya dilakukan tadi pagi dan membutuhkan waktu sekitar tiga jam," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Sylvana Ratna, di Bandung, Kamis (12/5).
Ke-11 dokter yang melakukan autopsi terhadap Gajah Yani terdiri atas tiga orang dari Rumah Sakit Hewan Cikole Provinsi Jawa Barat, satu orang dari Dinas Peternakan Jawa Barat, satu orang dari Taman Safari, dua orang dari Balai Veteriner Subang, dua orang dari Dinas Peternakan Kabupaten Subang, dan dari Persatuan Dokter Hewan. "Tim autopsinya diketuai dr Yohana dari Taman Safari, karena beliau sangat memahami soal gajah," kata dia.
Namun, lanjut dia, yang akan memberikan pernyataan tentang hasil autopsi Gajah Yani kepada media massa adalah dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.
Yani, gajah berusia 34 tahun itu, lumpuh dan terbaring di jerami yang terlindung terpal berwarna biru selama satu pekan. Hewan ini mati pada Rabu sekitar pukul 18.00 WIB di Kebun Binatang Bandung.
Kebun Binatang Bandung bukan milik pemerintah setempat, melainkan dikelola yayasan swasta di atas tanah milik pemerintah setempat secara sewa. Di dalam akun Facebook-nya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan telah berkali-kali menegur manajemen kebun binatang itu agar memperbaiki tata kelolanya.