Rabu 11 May 2016 18:09 WIB

Harga Gula di Bali Merangkak Naik

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Gula pasir (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gula pasir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lapangan untuk memantau ketersediaan stok gula. Harga gula di sejumlah pasar tradisional di Bali selama dua pekan terakhir naik didorong pasokan dari Pulau Jawa yang kian menipis.

"Pasokan tetap berjalan baik, namun jumlahnya relatif terbatas," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Rabu (11/5).

Tim memantau empat distributor gula di Bali dan hasilnya menunjukkan stok gula pasir di tingkat distibutor masih mencukupi. Kenaikan harga gula, Dewi mengatakan terjadi lebih disebabkan periode produksi gula di Jawa yang sudah selesai sehingga stok gula di produsen tidak bertambah. Kondisi ini berujung pada harga tebus distributor yang ikut merangkak naik.

Produksi gula pasir diperkirakan kembali meningkat awal Juni 2016. Konsumsi rata-rata komoditas gula pasir per kapita di Bali sebesar 0,175 ons per hari. TPID Bali meminta distributor tidak melakukan penimbunan dan tidak mengambil kesempatan di tengah persediaan yang belum melimpah. "Kami harap juga masyarakat bijak dan cerdas dalam berbelanja dan mengonsumsi gula sehari-hari," ujar Dewi.

Sejak awal Mei 2016 hingga hari ini, harga gula di sejumlah pasar tradisional di Bali melonjak. Gula pasir putih lokal di Pasar Badung naik 11,54 persen dari Rp 13 ribu menjadi Rp 14.500 per kilogram (kg). Gula pasir kuning lokal juga naik 3,57 persen dari Rp 14 ribu menjadi Rp 14.500 per kilogram. Demikian juga Gulaku (sejenis produk gula putih terbesar di Asia Tenggara) yang harga penjualannya naik naik 9,68 persen dari Rp 15.500 menjadi Rp 17 ribu per kilogram.

Seorang pedagang di Pasar Badung, Ayu Listya (35 tahun) bahkan menjual gula pasir putih hingga Rp 15 ribu per kilogram. Dia sendiri menyatakan tak tahu penyebab kenaikan harga tersebut di level distributor. "Naiknya sekitar dua ribu rupiah per kg sejak awal Mei," katanya.

Naiknya harga gula membuat pedagang-pedagang eceran tak mengambil gula dalam jumlah banyak dari distributor. Ayu misalnya membatasi menjual 9-10 kg gula pasir putih per harinya.

Data TPID Bali menunjukkan ketersediaan gula pasir di empat distributor utama di Bali mencapai 278 ton. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) juga memperkirakan adanya penambahan stok gula pasir sebanyak 115 ton lagi di Bali yang akan tiba pekan ketiga Mei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement