REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bupati Purbalingga Tasdi berharap Bulog Sub Divre IV Banyumas yang membawahi wilayah Purbalingga, dapat menyerap 50 persen gabah hasil panen petani. Dengan penyerapan hingga anga tersebut, maka harga gabah hasil panen petani dapat tetap terkendali.
"Kalau Bulog tidak optimal melakukan penyerapan, maka yang dirugikan petani. Gabah atau beras akan melimpah di pasaran, sehingga harga gabah menjadi anjlok. Kasihan petani, kalau harga hasil panennya dihargai murah," ujar Bupati usai meninjau gudang Bulog di Kelurahan Karangsentul, Purbalingga, Rabu (11/5).
Seperti pada musim panen saat ini, Bulog Banyumas ternyata baru bisa menyerap 32 persen gabah hasil panen petani. Kondisi ini, menurutnya, menyebabkan harga gabah anjlok. Di pasaran, harga gabah kering giling (GKG) hanya dihargai pada kisaran Rp 4.000 per Kg. Padahal sebelumnya, harga GKG bisa mencapai Rp 4.700 per Kg.
Terkait rencana penyaluran raskin bulan Mei yang akan dimulai Senin lusa (13/6), Bupati mendapati persediaan beras medium yang ada di gudang Bulog belum sama kualitasnya. Ada beras yang berwarna terang, namun ada yang gelap. Beras yang berwarna gelap menunjukkan bahwa beras tersebut sudah terlalu lama disimpan.
"Beras yang disalurkan dalam program raskin adalah beras medium sesuai Inpres yang berlaku secara nasional. Dengan demikian, kualitas berasnya harus kualitas medium. Mestinya, jangan ada jatah raskin yang bagus dan kurang bagus," katanya.