Rabu 11 May 2016 16:55 WIB

Keluarga Korban Pemerkosaan Lima Pemuda Minta Pelaku Dihukum Mati

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Angga Indrawan
Kasus pemerkosaan (ilustrasi)
Foto: wonderslist.com
Kasus pemerkosaan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Keluarga korban pemerkosaan yang dilakukan oleh lima pengangguran meminta supaya para tersangka dihukum mati. Korban berinisial Jn alias Eneng (17 tahun), asal Kampung Pelem, Desa Tirtasari, Kecamatan Tirtamulya, Karawang, Jabar.

Ibunda Eneng (34 tahun), mengatakan, saat ini kondisi putrinya masih shock berat. Korban, sering menangis secara tiba-tiba. Selain itu, korban juga jadi lebih tertutup dengan dunia luar. Padahal, dulunya Eneng yang merupakan ibu satu anak ini merupakan remaja yang supel.

"Anak saya, masih trauma. Apalagi, jika melihat banyak orang, dia pasti menghindar dan menutup diri," ujar ibu anggota Bhayangkari ini, kepada Republika.co.id, Rabu (11/5).

Akibat kejadian memilukan ini, keluarganya harus menanggung derita. Terutama, putri pertamanya tersebut. Karena itu, ibu ini meminta supaya hukuman bagi pelaku pemerkosaan terhadap anaknya dihukum mati. Sebab, ancaman hukuman 12 tahun dinilai masih sangat ringan.

Hukuman mati, lanjutnya, sangatlah tepat diberikan kepada pelaku kejahatan seksual. Karena perbuatannya itu telah membuat psikologi korbannya jadi terguncang. Selain itu, hukuman mati ini akan menjadi efek jera bagi siapapun. Sehingga, kedepannya diharapkan tidak ada lagi korban kejahatan seksual.

Menurut Ibunda Eneng, kejadian memilukan itu terjadi pada Ahad malam (26/4) lalu. Saat itu, putrinya bersama suaminya kondangan ke acara nikahan teman Eneng di Sadang Sari. Pasangan muda ini, berangkat dari rumah sekitar pukul 20.00 WIB.

Sekitar pukul 22.30 WIB, Eneng meminta izin ke ibunya, melalui pesan singkat kalau dia akan pulang malam. Sebab, ingin melihat hiburan organ tunggal terlebih dulu. Tetapi, sampai tengah malam pasangan ini tak kunjung pulang.

Karena penasaran, Ibunda Eneng terus menghubungi telepon genggam anaknya berkali-kali. Tetapi, tak ada jawaban. Padahal, handphonenya tersebut dalam keadaan on. Sekitar pukul 02.00 WIB, Eneng bersama suaminya tiba di rumah.

Setibanya di rumah, Eneng menangis dan memukuli suaminya tersebut. Ibundanya curiga, kalau anaknya itu sedang bersitegang sama suaminya. Karena itu, Ibunda justru memarahi Eneng supaya tidak berbuat keributan.

"Saya marahin Eneng, dan meminta untuk segera masuk ke kamar," ujarnya.

Besoknya, Eneng sering mengunci diri di kamar. Dia lebih memilih bermain dengan putranya yang berusia setahun. Siang harinya, Eneng meminta izin untuk pergi ke rumah temannya. Sampai sore, ternyata Eneng tak kunjung pulang. Ibundanya panik, lalu memintanya pulang.

Ternyata, Eneng malah membalas pesan singkat Ibundanya, dengan menyeritakan kejadian pilu yang dialaminya. Melihat curahan hati anaknya melalui pesan singkat ini, Ibundanya langsung terkejut dan membuatnya lemas. Ibu Bhayangkari ini, lalu meminta Eneng untuk pulang dan menyeritakan kejadian sebenarnya.

"Setelah pulang, Eneng menyeritakan sambil menangis. Kalau dia, dan suaminya dicegat sekelompok pemuda asal Desa Karang Sinom, Kecamatan Tirtamulya," ujarnya.

Para pemuda itu, mencurigai Eneng dan suaminya merupakan pasangan kekasih. Kemudian, Eneng dan suaminya dipisahkan oleh kelompok pemuda tersebut. Suaminya, yang baru berusia 18 tahun itu, kemudian diseret ke suatu tempat dan disekap dua pemuda. Kunci motornya diambil oleh pemuda itu. Lalu, keduanya memukuli suami Eneng.

Kemudian, Eneng dibawa oleh lima pemuda ke tempat yang sunyi, di pinggir irigasi yang penuh ilalang. Ditempat itulah, Eneng dianiaya oleh kelima pemuda itu. Lalu, Eneng diperkosa secara bergiliran.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Karawang, AKP Dony Satria Wicaksono, mengatakan, kelima pemerkosa itu kini sudah mendekam di balik jeruji. Sedang menunggu proses hukum. Kelimanya, masing-masing, KUS, HEN, DK, TAR dan AN.

"Pelaku diganjar pasal berlapis, tentang pencurian dengan kekerasan dan pemerkosaan. Dengan ancaman 12 tahun penjara," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement