Selasa 10 May 2016 16:43 WIB

Kemenpupera Kaji Limbah B3 Sebagai Bahan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur (ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pembangunan infrastruktur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) mengkaji pemanfaatan bahan-bahan dari limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) dari hasil kegiatan produksi spesifik untuk dijadikan sebagai material infrastruktur ramah lingkungan.

"Balitbang telah dan tengah menyusun beberapa Standar Nasional Indonesia serta pedoman yang terkait pemanfataan limbah B3 untuk itu," ujar Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan Kemenpupera Herry Vaza, di Jakarta, Senin.

Dikatakan, jika memungkinkan, bahan-bahan itu berpotensi besar digunakan sebagai material konstruksi, seperti pasir tailing, slag baja, dan slag semen.

Untuk itu, katanya, diperlukan keterpaduan dan sinkronisasi kegiatan pembangunan dalam berbagai sektor. Dia memberikan contoh, keterpaduan antara sektor energi dan lingkungan serta penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat, sebagaimana telah dimuat dalam kesepakatan bersama antartiga kementerian mengenai pemanfataan abu batu bara dari PLTU batu bara untuk pembangunan infrastruktur dengan tetap memperhatikan aspek-aspek lingkungan.

"Semangat pembangunan yang berwawasan lingkungan dapat diwujudkan dengan penggunaan material yang lebih ramah lingkungan, usia layak struktur yang panjang, serta kebutuhan energi yang lebih rendah. Untuk mencapainya, dibutuhkan komitmen setiap pihak yang terlibat, membuang ego sektoral, dan memiliki visi ke depan," katanya.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Kemenpupera harus menyelesaikan pembangunan 1.350 km jalan strategis, 1.000 km jalan tol, 26.000 m pembangunan jembatan, dan 19.000 m penggantian jembatan.

Sebelumnya, Herry, saat membuka lokakarya Geopolimer Beton Tanpa Semen, di Bandung beberapa waktu lalu, menyebut, pembangunan infrastruktur tersebut tentu saja membutuhkan material yang tidak sedikit, yang sumber-sumbernya tersebar di seluruh Indonesia. Untuk konstruksi pembangunan infrastruktur, lanjut Herry, salah satu bahan yang digunakan adalah beton yang mempunyai material penyusun seperti semen portland dan abu terbang.

"Penggunaan abu terbang dengan sifat pozolanik membuat beton menjadi lebih kuat dan awet sehingga cocok digunakan untuk struktur bangunan dermaga dan jembatan yang dibangun di daerah dekat laut dan daerah pesisir," katanya.

Pada kesempatan itu juga dibahas tentang bahan alternatif pengganti semen portland yang selama ini diketahui sebagai bahan yang sangat penting dalam membangun infrastruktur di Indonesia, seperti jalan, jembatan, gedung, dan permukiman serta bangunan-bangunan hidraulis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement