Selasa 10 May 2016 06:13 WIB

Sumbar Gelar Operasi Pasar, Stabilkan Harga Gula

 Pengunjung sedang berbelanja saat digelar operasi pasar di kantor Kementan, Jakarta, Selasa (24/8). (Republika/Tahta Aidilla)
Pengunjung sedang berbelanja saat digelar operasi pasar di kantor Kementan, Jakarta, Selasa (24/8). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan melakukan operasi pasar untuk mengantisipasi terus melonjaknya harga gula di daerah itu sejak dua minggu terakhir.

"Harga gula di Sumbar dua minggu terakhir naik cukup signifikan. Awalnya hanya Rp12 ribu, kini sudah mencapai Rp15 ribu. Kita akan lakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumbar Zaimar di Padang, Senin.

Ia mengatakan, kenaikan harga gula terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia disebabkan di daerah produsen, musim penggilingan gula telat dua minggu, sehingga proses penggilingan juga terlambat.

"Bukan berarti pasokan tidak ada. Di gudang-gudang pabrik tentu ada stok, cuma saja mereka mengeluarkannya secara bertahap," ujarnya.

Untuk membantu menstabilkan harga, terutama menjelang Ramadhan dan lebaran, pemerintah menurutnya sudah membuka kran gula impor untuk masuk ke Sumbar.

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai BUMN ditunjuk sebagai pihak yang mendistribusikan gula impor tersebut ke daerah, termasuk untuk Sumbar pada minggu ini.

"Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat," katanya.

Ia meyakini, dengan masuknya gula impor ke Sumbar, maka harga gula harusnya kembali normal.

"Gula ini kan barang bebas, jadi kami tak terlalu khawatir dengan ketersedian stok. Siapa saja distributornya bisa mendatangkan gula. Jadi kalau ada yang oknum yang ingin bermain, akan percuma. Tidak ada gunanya," katanya.

Katanya, selain gula komoditi lain yang harganya mengalami kenaikan adalah cabai dan minyak goreng. Namun kenaikannya sangat kecil.

"Komoditas cabai naik dari awalnya Rp 22 ribu/kilogram menjadi Rp 28 ribu perkilogram," katanya.

Seorang warga Padang, Intan (32) berharap tidak ada kenaikan harga kebutuhan pokok jelang Ramadhan dan lebaran, karena beban pengeluaran pada saat itu sudah cukup berat.

"Pengeluaran jelang Ramadhan dan lebaran sudah cukup banyak. Jika ditambah lagi beban kebutuhan pokok, akan sangat memberatkan," katanya.

Ia berharap pemerintah dapat turun tangan untuk mengendalikan harga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement