Senin 09 May 2016 19:42 WIB

PBNU: Islam Indonesia Bersatu, Baru ke PBB

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan umat Islam harus bersatu terlebih dahulu dan kemudian baru berbicara ke dunia internasional seperti PBB. 

"Di Indonesia, kita harus satu persepsi tentang Islam yang aman, damai, dan berkemanusiaan. Baru setelah itu kita bicara lantang di luar negeri atau di PBB," kata Said, di acara International Summit of the Moderate Islamic Leaders (ISOMIL), Jakarta, Senin (9/5).

Dia mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar membawa Islam ke arah yang lebih baik jika bersatu. Muslim di Indonesia juga harus menjadi pelopor Islam damai di seantero dunia sehingga menjadi panutan bagi Islam di belahan dunia lain, terutama Timur Tengah.

Indonesia melalui NU, kata dia, juga telah menunjukkan Islam mampu bersanding dengan nasionalisme. Selama ini, lanjut dia, NU mencintai dan membela Indonesia karena menyadari nasionalisme dapat menopang negara menjadi kokoh. Jika suatu negara stabil, kondisi tersebut dapat menjamin berlangsungnya dakwah Islam yang baik.

"Kalau Tanah Air kita tidak kuat, bagaimana mungkin mau bangun aktivitas dakwah Islam?" kata dia.

ISOMIL diselenggarakan PBNU pada 9-11 Mei 2016. Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka kegiatan yang diikuti oleh sekitar 400 peserta dari berbagai negara, terutama Timur Tengah, Eropa, Amerika, Australia, Asia, dan sejumlah kiai Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement