Ahad 08 May 2016 13:46 WIB

Wagub Minta ATF Berdampak pada Industri Wisata Jabar

Rep: arie lukihardianti/ Red: Taufik Rachman
Deddy Mizwar
Deddy Mizwar

REPUBLIKA.CO.ID BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mendampingi Menteri Pariwisata RI Arief Yahya membuka Asia Tourism Forum (ATF) 2016 di Bandung. Asia Tourism Forum atau Konferensi Industri Hospitality dan Pariwisata di Asia tersebut, merupakan yang ke-12 kalinya.

Deddy berharap, dengan digelarnya forum internasional ini bisa berdampak pada industri pariwisata di Jawa Barat. Apalagi, saat ini Pemprov Jawa Barat pun tengah mendorong Ciletuh dan Gunung Padang menjadi program prioritas pariwisata nasional.

"Kami juga mendorong bagaimana Ciletuh plus Gunung Padang ini menjadi suatu program nasional ya, sebagai objek wisata yang sekarang dikembangkan di Jabar. Jadi fokus pada dua titik tadi," ujar Deddy usai membuka acara ATF di Aula Barat Gedung Sate, Sabtu (7/5).

Deddy pun, sangat menyambut baik atas diselenggarakannya konferensi dua tahunan di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Hal ini sejalan dengan program Pemprov Jawa Barat yang tengah mendorong serta mengembangkan potensi pariwisata di Jawa Barat yang kurang lebih berjumlah 350 buah. Yakni, terdiri dari gunung, rimba, laut, air, pantai, sungai, dan seni budaya atau disingkat "gurilaps".

"Jadi Jabar ini terkenal dengan gurilaps. Gunung, rimba, laut, air, pantai, sungai plus seni budaya. Kami juga sekarang sedang mengembangkan wisata-wisata ziarah," katanya.

Untuk mendukung hal tersebut, kata dia, Jabar pun gencar melakukan berbagai pelatihan SDM dan promosi untuk kedua destinasi tersebut. Selain itu, aksesibilitas atau pembangunan infrastruktur menuju dua destinasi tersebut tengah dilakukan.

"Untuk Ciletuh tahun ini kami sudah anggarkan ratusan miliar untuk infrastrukturnya," katanya.

Pemprov Jabar pun, kata dia, dengan Kementerian Pariwisata juga sudah berdiskusi bagaimana mengembangkan sarana dan prasarana juga MCK dan lain-lain. Ternyata, Kementerian memiliki pola lain agar MCK bisa berstandar hotel bintang lima tapi ada kredit khusus untuk di daerah-daerah pariwisata.

"Jadi, jangan sampai alakadarnya. Jadi supaya kelasnya berbeda," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement