Ahad 08 May 2016 06:04 WIB

10 Titik Panas Masih Terpantau di 3 Kabupaten Riau

Red: Nur Aini
Kebakaran lahan gambut (ilustrasi)
Foto: Antara
Kebakaran lahan gambut (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 10 titik panas sebagai indikasi adanya kebakaran lahan dan hutan yang menyebar di tiga kabupaten di Provinsi Riau, Sabtu (7/5).

"Masing-masing titik panas yang terpantau satelit hari ini berada di Siak dengan lima titik, Pelalawan empat titik, dan Bengkalis satu titik," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Sabtu.

Ia merincikan, keberadaan titik panas di Kabupaten Siak keseluruhannya terpantau di Kecamatan Sungai Apit dengan tingkat kepercayaan di atas 60 persen. Selanjutnya empat titik panas yang terpantau di Pelalawan dengan tingkat kepercayaan antara 57 hingga 79 persen terpantau di Kecamatan Kuala Kampar. Sementara titik panas yang terpantau di Bengkalis terpantau di Kecamatan Bengkalis dengan tingkat kepercayaan 63 persen.

Dari 10 titik panas yang terpantau tersebut, Sugarin menjelaskan satu titik lainnya dipastikan sebagai titik api dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen. "Satu titik api tersebut terpantau di Kabupaten Siak," ujarnya.

BMKG menyatakan sebagian besar wilayah Riau diprediksi akan kembali memasuki musim kemarau pada Mei-Agustus 2016 ini setelah wilayah tersebut mengalami musim hujan selama April lalu. Meski begitu, ia mengatakan secara umum cuaca wilayah Provinsi Riau cerah hingga berawan dengan potensi hujan intensitas ringan hingga sedang. Hujan yang dapat disertai dengan petir dan angin kencang berpeluang terjadi hampir di seluruh wilayah Riau terutama wilayah Riau bagian utara, tengah, dan pesisir timur pada sore atau malam hari.

Sementara itu, guna mencegah terjadinya bencana kebakaran saat memasuki musim kemarau, pemerintah setempat bersama dengan jajaran TNI-Polri telah membangun ribuan sekat kanal. Sekat kanal tersebut dibangun untuk tetap menjaga kelembaban gambut agar tidak mudah terbakar. Selain itu, Badan Restorasi Gambut juga bertekad membangun sumur bor sebagai sumber air saat kemarau tiba.

Guna memaksimalkan penanggulangan, Satgas Udara Karlahut Riau saat ini menyediakan dua unit helikopter jenis MI-8 untuk menanggulangi kebakaran lahan dengan cara pengeboman air di wilayah tersebut.

Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger mengatakan helikopter yang diterbangkan langsung oleh pilot asal Rusia itu akan berada di Riau hingga Juni 2016 mendatang. Ia berharap sinergitas yang baik setiap bidang yang tergabung dalam Satgas Karlahut dapat mencegah terulangnya kebakaran yang terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement