Kamis 05 May 2016 14:58 WIB

Warga Bali Gelar Ritual untuk Netralisir Aura Negatif Amokrane

Red: Ilham
Ritual warga (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Ritual warga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Warga masyarakat Desa Adat Canggu, Kabupaten Badung, Bali menggelar ritual "Mecaru" (pembersihan), pascatewasnya warga negara Prancis Amokrane Sabet. Bule itu ditembak aparat setelah secara brutal membunuh seorang polisi, Kamis (5/5).

Kegiatan ritual "Mecaru" dilaksanakan di perempatan jalan (Catuspata) di Banjar Tegal Gundul Tibubeneng yang dihadiri masyarakat dan petugas kepolisian setempat. Bendesa adat Tibubeneng, Canggu Kabupaten Badung, I Nyoman Sujapa mengatakan, kegiatan ritual "pecaruan" untuk menetralisir kekuatan negatif agar tidak mempengaruhi kehidupan warga masyarakat dan lingkungan desa adat.

Amokrane dan polisi bersitegang hingga mengakibatkan Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta yang merupakan anggota Polsek Kuta Utara meninggal dunia dengan delapan tusukan di sekitar bagian leher. Amokrane kemudian ditembak hingga tewas.

"Pecaruan ini diharapkan bisa membersihkan aura negatif pascatumpahan darah dalam penyergapan warga Francis pada hari Senin (2/5)," kata I Nyoman Sujapa.

Kegiatan tersebut menggunakan sarana sesajen dengan hewan kurban berupa ayam. Prosesi ritual yang melibatkan ratusan masyarakat setempat juga dilaksanakan di lokasi kejadian yang merenggut dua korban jiwa, tepatnya di got pinggir jalan tersangka Amokrane Sabet menggunakan senjata tajam menikam Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta hingga tewas.

Hingga saat ini, jenazah kedua korban masih disemayamkan di kamar jenasah RSUP Sanglah Denpasar. Korban Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta tewas akibat delapan tusukan di bagian leher, wajah dan dada. Sementara tersangka Amokrane Sabet diberondong tembakan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement