Kamis 05 May 2016 01:00 WIB

Aleppo Memerah Darah, Selamatkan Rakyat Suriah

Red: Ilham
Allepo
Foto: AP
Allepo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suriah memerah darah. Aksi Cepat Tanggap (ACT) terpanggil kembali mengirim Tim Sympathy of Solidarity (SOS) Syria gelombang ke VII sejak krisis kemanusiaan Suriah mengemuka, lima tahun silam. Pemberangkatan berlangsung di Kantor ACT di Menara 165 Jakarta, Rabu 4 Mei 2016.

Presiden ACT Ahyudin, mengatakan, masyarakat Indonesia sesungguhnya mahfum sebagai bangsa pecinta damai yang hidup dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Krisis Suriah lebih dari cukup untuk membuat nurani manusia guncang.

"Saatnya kita berbuat nyata. Mungkin tim yang kita kirim tidak bisa menghentikan krisis, tapi setidaknya kami mewakili bangsa ini, menolak absen dari kepedulian global,” katanya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (4/5).

Menilik eskalasi krisisnya, Ahyudin menggugah Indonesia untuk berbuat lebih signifikan. “Bagaimana mungkin bangsa Indonesia bungkam Suriah banjir darah, warga sipilnya dibombardir bertahun-tahun, tak peduli korbannya anak-anak, perempuan bahkan manula tak bersenjata. Suriah memanggil begitu nyaring! Selamatkan rakyat Suriah!” ujarnya.

Hanya dalam hitungan jam sejak serangan terakhir di hari Jumat, pekan lalu, serangan berdarah yang menerjang Aleppo sudah menuai kecaman jutaan publik dunia. Tagar #AleppoIsBurning dan #saveAleppo pun memenuhi ragam linimasa di media sosial. Serangan atas fasilitas publik paling vital, yakni sebuah rumah sakit sipil di Al Quds merenggut kurang lebih 30 korban jiwa dan sedikitnya 62 luka-luka.

Bahkan, 24 jam sebelum serangan fatal ke rumah sakit sipil ini, pesawat milik militer Rusia melepas roket kendalinya dan menargetkan markas tim keamanan sipil di wilayah Atarib, Aleppo. Lima personil keamanan meregang nyawa dalam serangan udara yang tak imbang ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement