REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Jumlah petani di Kabupaten Indramayu yang mendaftar asuransi pertanian, masih minim. Dinas Pertanian dan Peternakan setempat pun mendorong agar lebih banyak petani yang mendaftar asuransi tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Firman Muntako menyebutkan, sasaran program asuransi pertanian untuk Kabupaten Indramayu dari Pemerintah Pusat untuk musim tanam gadu 2016 seluas 20 ribu hektare. Dari jumlah itu, petani yang mendaftarkan lahannya baru sekitar 8.000 hektare.
''Lainnya belum daftar karena belum panen (rendeng),'' ujar Firman kepada Republika.co.id, Senin (2/5).
Firman menjelaskan, asuransi pertanian itu dimaksudkan untuk melindungi nasib petani saat terjadi kekeringan, banjir maupun serangan organisme penganggu tanaman (OPT). Dia pun mendorong agar petani segera ikut asuransi tersebut, terutama petani yang lahannya rawan mengalami gagal panen akibat kekeringan, banjir dan serangan OPT.
Di Kabupaten Indramayu, petani yang lahannya rawan mengalami kekeringan dan banjir di antaranya Kecamatan Kandanghaur, Losarang, Lohbener, Karangampel dan Krangkeng.
Asuransi pertanian itu total preminya mencapai Rp 180 ribu per hektare per musim tanam. Dari jumlah itu, Rp 36 ribu dibayar petani dan Rp 144 ribu dibiayai APBN. Saat petani mengalami gagal panen, maka mereka akan mendapatkan klaim dari PT Jasindo sebesar Rp 6 juta per hektare.
Sementara itu, meski pendaftaran asuransi pertanian untuk musim tanam gadu 2016 masih minim, namun pada musim rendeng 2015 lalu justru melebihi target. Dari sasaran program seluas 7.500 hektare, realisasi yang daftarnya seluas 8.651 hektare atau melebihi target.
Sementara itu, ketika disinggung mengenai pasokan pupuk untuk musim tanam gadu 2016, Firman mengklaim Kabupaten Indramayu aman. ''Tidak ada kekurangan. Stok mencukupi,'' kata Firman. Adapun alokasi kebutuhan pupuk di Kabupaten Indramayu sekitar 80 ribu ton.