REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga bawang yang mulai melonjak di pasaran menjadi persoalan serius bagi pemerintah. Sebab produksi bawang khususnya bawang merah diklaim telah cukup bahkan hingga tiga bulan ke depan.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kemetan) Spudink Sudjono mengatakan, dari data Kementan memperlihatkan produksi bawang merah masih mengalami surplus. Bahkan Spundik menyatakan bahwa data yang dimiliki Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian juga memperlihatkan hal serupa. Dengan hasil ini, harga bawang di pasaran seharusnya masih stabil dan tidak mengalami lonjakan yang cukup besar.
"Ini harus dipertegas, berdasarkan data independen Menko, dan bahwa data kita (Kementan) lebih rendah dari hasil milik Menko. Artinya data di lapangan ini lebih besar (produksi), khususnya di Kendal dan Brebes," ujar Spudink usai mengikuti rapat koordinasi pangan di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (2/5).
Spundik menjelaskan, kenaikan harga bawang saat ini di beberapa daerah sebenarnya bukan karena jumlah produksi yang menurun. Namun ada di sisi tata niaga atau pendistribusian komoditas tersebut. Sebab dari hitung-hitungan Kementan, produksi petani untuk bawang merah seharusnya bisa mencukupi hingga bulan Juli. Dengan jumlah produksi mencapai rata-rata 90-100 ribu ton per bulan, angka ini seharusnya bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.
Mengenai alur distribusi bawang yag terhambat, Spundik tidak bisa menyebut bahwa hal ini adalah permasalah dari Kementan. Sebab selama ini dari data yang didapat di lapangan, produksi bawang masih banyak. Namun dirinya tidak menampik jika ada produksi bawang tidak semuanya masuk ke pasar.
"Ya namanya pedagang kan boleh ngatur toh. Misal barang saya ada, lebih baik ditahan sedikit. itu bisa saja," kata Spundik.
Untuk menjaga harga bawang berada di batas normal Rp 25.000 per Kg, pemerintah melalui perum Bulog diminta untuk mengintervensi pasar. Kementan pun diminta membantu Bulog untuk mendapatkan pasokan bawang merah agar bisa melakukan operasi pasar yang mampu menekan harga di pasaran.
"Ini kan kita carikan solusi. Pemerintah minta kita mencarikan untuk stok Bulog. Ini aga berat buat saya, karena hanya diberi waktu dua hari," pungkasnya.
Sementara Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dirinya sedang meminta kementerian terkait beserta jajarannya untuk melakukan validitas data harga bawang merah dengan melakukan survei di lapangan. Hal ini terkait dengan rencana pemerintah yang ingin menekan harga bawang.
"Memang ada persoalan di tata niaga. Tapi kita juga ingin tahu produksinya berapa, yang jelas harga naik. Kita sedang mencocokan data supaya kesimpulannya benar," kata Darmin.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong enggan
menjelaskan penyebab kenaikan harga bawang merah belakangan ini. Padahal Kementerian Perdagangan menjadi titik sentral mengenai alur distribusi komoditas pangan seperti bawang merah. "Maaf ya, nanti saja," singkat Lembong.