Ahad 01 May 2016 07:17 WIB

Megawati, Risma dan Perbincangan tentang Kodok

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Foto: Antara
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini soal upaya memberantas jentik nyamuk, di sela-sela kunjungannya di Jawa Timur, dalam rangka Apel Besar Harlah NU ke 93, Sabtu (30/4).

"Begitu duduk bersama Ibu Megawati, Bu Risma langsung menyampaikan bagaimana arahan Ibu Megawati untuk pemberantasan demam berdarah terus dilakukan. Selain membentuk pemantau jentik dengan penuh semangat Bu Risma menyatakan telah membeli kodok dari Kediri," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Menurut Hasto, kodok dikenal sebagai musuh alami nyamuk. Megawati memang pernah menceritakan kepada Bu Risma bagaimana kodok dipelihara di rumahnya di Jalan Teuku Umar untuk memberantas nyamuk.

Hasto mengingat, saat itu, Megawati kemudian menyarankan kepada Risma untuk membeli kodok dari Tabanan, Bali. "Kodok dari Tabanan meski bentuk tubuhnya tidak begitu besar, namun efektif untuk memangsa nyamuk," ucap Hasto menirukan ucapan Megawati.

Maka Risma pun semangat menanggapi saran tersebut, dan kodok akan dipelihara di taman-taman Kota Surabaya sehingga terasa 'nyanyian alam'. Menurut Hasto, Megawati-Risma terlihat sangat akrab. Keduanya penggemar tanaman, dan menjadikan tanaman sebagai bagian dari warna politik kemanusiaan yang menjadi perhatian utama Megawati.

"Tidak heran jika Ibu Megawati memimpin Yayasan Kebun Raya. Seluruh kepala daerah PDIP didorong untuk mencintai tanaman, dan sekiranya memungkinkan membuka kebun raya sebagaimana dilakukan kepala daerah PDIP di Kalteng, Kalbar, Kuningan, Tabanan, Jateng, dan Kota Surabaya," papar Hasto.

Ditambahkan Hasto, begitu besar perhatian Megawati terhadap tanaman, sampai hal-hal kecil pun diperhatikan. "Sebagai contoh, kami dilarang membuang biji salak, sebab biji salak tersebut memiliki hak hidup," ujar Hasto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement