Kamis 28 Apr 2016 17:25 WIB

Pekerja Cina Ngebor di Tanah TNI, DPR: Benar-Benar Memprihatinkan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Lokasi pengeboran proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung yang disegel TNI AU di kawasan Halim, Jakarta Timur, Rabu (27/4).Republika/Yasin Habibi
Foto: Republika/Yasin Habibi
Lokasi pengeboran proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung yang disegel TNI AU di kawasan Halim, Jakarta Timur, Rabu (27/4).Republika/Yasin Habibi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tertangkapnya pekerja pengeboran proyek kereta cepat yang merupakan warga negara Cina harus menjadi pelajaran Pemerintah Indonesia. Sebab wilayah Halim Perdanakusuma merupakan basis pangkalan militer di Indonesia. "Benar-benar memprihatinkan," kata Anggota Komisi I DPR RI, Elnino MH Mohi, kepada Republika.co.id, Kamis, (28/4).

Menurut dia, masuknya pekerja Cina dengan seenaknya di kawasan Halim Perdanakusuma itu ada dua kemungkinan, pertama aparatur yang punya kewenangan bodoh atau mungkin mereka berkhianat terhadap negara.

"Jika tenaga imigran itu ternyata ilegal, maka pihak imigrasi mesti sadar sudah dibodoh-bodohi oleh para penyelundup tenaga kerja ilegal tersebut," ujar Politsi Gerindra ini.

Ia berharap hal ini menjadi pelajaran bagi pemerintah, bukan hanya dalam hal memantau pekerja asing ilegal semata. Tapi juga tetap menggunakan pekerja dalam negeri di bidang yang sebetulnya masih bisa dikerjakan oleh tenaga Indonesia.

"Wajib pakai tenaga WNI. Begitu banyak orang nganggur kok presiden membiarkan masuknya tenaga asing. Tupoksinya kan masih bisa dilkukan oleh WNI," kata Elnino.

Baca juga, Ngebor di Wilayah Lanud Halim, 5 Pekerja Cina Ditahan.

Kepada seluruh elemen bangsa, ia juga meminta agar membantu presiden tetap memberdayakan tenaga indonesia daripada tenaga asing. Kementerian Tenaga Kerja juga harus mengevaluasi hal ini.

Kemenaker diminta fokus mengurangi pengangguran sekaligus tingkatkan kualitas tenaga kerja sesuai kebutuhan. Bukan sebaliknya membiarkan tenaga asing dengan keterampilan kasar bekerja di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement