Rabu 27 Apr 2016 12:39 WIB

JK Dorong NU 'Ekspor' Paham Islam Nusantara

Ketua PBNU Said Aqil Siradj memberikan keterangan kepada wartawan terkait Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Senin (3/8).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua PBNU Said Aqil Siradj memberikan keterangan kepada wartawan terkait Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Senin (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong Nahdlatul Ulama 'mengekspor' konsep Islam Nusantara yang dianggap berhasil memadukan ajaran Islam dan nilai-nilai budaya lokal di Indonesia.

"Tadi Pak Wapres menekankan bagaimana agar kami bisa mengekspor gagasan Islam Nusantara itu," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj seusai bertemu Wapres di Jakarta, Rabu (27/4).

Menurut dia, konsep Islam Nusantara sudah mulai menyita perhatian publik di berbagai belahan dunia. "Bahkan, menteri dan beberapa ulama dari Maroko sudah tidak sabar ingin mendengarkan pidato saya tentang Islam Nusantara di acara ISOMIL nanti," ujarnya dengan menambahkan bahwa Wapres akan menghadiri acara penutupan "International Summit of Moderate Islamic Leader" di Jakarta pada 11 Mei 2016.

Said mengemukakan bahwa Islam Nusantara lebih humanis dan antikekerasan berbeda dengan Islam yang berkembang di Timur Tengah. "Kami mendukung pemerintah yang berpihak pada ajaran Islam yang ramah dan damai," ujarnya.

Menanggapi radikalisme yang ada di Indonesia, Said mengatakan bahwa hal itu tidak didasari ideologi yang kuat seperti di Timur Tengah. "Abu Bakar Ba'asyir pernah menyuruh murid-muridnya untuk melakukan bom bunuh diri, tapi tidak ada yang mau karena beliau sendiri tidak mau," ujarnya.

Ia melihat radikalisme di Indonesia lebih didasari faktor nonideologis, seperti pengangguran, kemiskinan, dendam, dan lain sebagaianya. "Berbeda dengan di Timur Tengah yang memang dilatarbelakangi oleh idealisme mereka tentang agama," katanya menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement