Rabu 27 Apr 2016 12:29 WIB

Baru 4,9 Persen Konsumen Indonesia Paham Makanan Sehat

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat melakukan kunjungan di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Yayasan Kelompok Peduli Penyalagunaan Narkoba (YKP2N) Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (4/3).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat melakukan kunjungan di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Yayasan Kelompok Peduli Penyalagunaan Narkoba (YKP2N) Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, memberikan edukasi bagi konsumen agar memahami hak-haknya merupakan tugas bersama. Termasuk tugas organisasi Muslimat Nahdhatul Ulama (NU).

 

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Muslimat NU, ujar dia, berjumlah 6.400. "Makanya Muslimat NU perlu memastikan konsumen semakin cerdas dan tahu makanan mana yang tidak menggunakan formalin dan borax demi keamanan makanan bagi anak-anak," ujarnya, Selasa, (26/4).

Saat ini, terang Khofifah, di Indonesia baru 4,9 persen konsumen mengetahui makanan aman dan sehat. Ini  tertinggal jauh dengan konsumen Korea yang sudah mencapai 61 persen yang memahami makanan sehat.

Menurut Khofifah, diperlukan komunikasi agar masyarakat tahu mengenai makanan sehat. Ini bisa dilakukan dengan mengunduh  berbagai informasi terkait makanan yang aman, sehat dan halal yang terkoneksi dengan pihak terkait.

 

"Perlu dipastikan adanya edukasi terhadap konsumen agar semakin cerdas dan tahu ke mana harus mengadu jika ditemukan ada jenis makanan dan produk yang tidak aman. Sebab perlu ada tindak lanjut jika ada kasus semacam itu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement