REPUBLIKA.CO.ID,KULONPROGO -- Program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi atau GP3K yang digencarkan PT Pupuk Indonesia mampu meningkatkan hasil panen petani di sejumlah daerah hingga 1,5 ton per hektar.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat, Selasa mengatakan peningkatan hasil panen petani tersebut hasil dari penerapan pemupukan berimbang sehingga dapat mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan nasional.
"Peningkatan hasil panen bisa dibuktikan saat panen raya di Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah. Dengan rata-rata hasil panen di wilayah itu meningkat dari 7 ton menjadi 8 hingga 8,5 ton," ucap Aas dalam keterangan persnya di Surabaya.
Ia mengatakan, realisasi program GP3K yang dilaksanakan oleh PT Petrokimia Gresik yang merupakan anggota holding Pupuk Indonesia di Desa Bumirejo tersebut luasannya mencapai 96 hektare.
"Tujuan program GP3K yang kami gencarkan adalah untuk mengkampanyekan pemupukan berimbang dengan pola 5:3:2. Artinya pemupukan terdiri dari 500 kg petroganik, 300 kg phonska, dan 200 kg urea per hektare sawah," katanya.
Pola pemupukan tersebut, kata Aas, juga sudah terbukti meningkatkan hasil panen di berbagai daerah di Indonesia sebelumnya.
"Apabila pola pemupukan 5:3:2 diterapkan di seluruh lahan padi di Kulonprogo, kami yakin banyak manfaat yang diperoleh petani. Sebab, selain produktivitas padi meningkat, kesejahteraan petani pun meningkat, karena kotoran ternaknya juga laku dijual sebagai bahan baku Petroganik," ucapnya.
Sementara itu, untuk realisasi tanam GP3K di Desa Bumirejo, Kulonprogo sampai dengan 14 April 2016 mencapai 96 hektare, sedangkan total lahan yang mengikuti program tersebut seluas 39 hektare.