REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Abrasi di sejumlah daerah di Kabupaten Karawang semakin parah. Hal ini berdampak pada hilangnya akses warga yang tinggal di sepanjang garis pantai.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang mengklaim, abrasi yang terjadi di Dusun Pisangan, Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya, semakin parah. Pantai yang tergerus abrasi di wilayah itu sepanjang 4 km. Sampai saat ini, belum ada penanganan serius dari pusat maupun provinsi menganai masalah tersebut.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang Hendro Subroto mengatakan, abrasi di wilayah itu merupakan yang paling parah. Sebab, saat ini saja, gerusan air laut telah menenggelamkan jalan penghubung antardesa di wilayah pesisir tersebut. Bahkan, air laut sudah mendekati tempat pemakaman umum (TPU) di dusun itu.
“Abrasi di wilayah itu, terjadi sejak 1996. Tapi, sampai sekarang belum ada upaya penanganannya,” ujar Hendro, kepada Republika.co.id, Selasa (26/4).
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang tak bisa berkutik menangani masalah abrasi ini. Karena, kewenangannya ada di pusat dan provinsi. Mengingat, APBD kabupaten sangat terbatas, sehingga daerah tak memiliki anggaran untuk menangani permasalahan tersebut.
Pemkab sangat memerlukan bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi terkait abrasi ini. Sayangnya, sampai saat ini belum ada bantuan apapun dari otoritas tersebut. Padahal, Pemkab Karawang selalu mengusulkan supaya abrasi itu segera diatasi.
“Khusus untuk di Pisangan saja, anggaran penanganan abrasi ditaksir mencapai Rp 70 miliar,” ujarnya.
Solusinya adalah dengan pembangunan sabuk pemecah ombak secara permanen. Setelah sabuk itu terpasang, baru ditanami mangrove agar air laut yang mengikis daratan terhalang oleh dua unsur tersebut.
Hendro menyebutkan, Karawang merupakan salah satu wilayah pantai di Jabar. Panjang pantai yang melintasinya mencapai 84,23 km yang berada di sembilan kecamatan dan 23 desa.
Selain Dusun Pisangan, wilayah yang terdampak abrasi adalah di Cilamaya Wetan. Namun, masalah di Cilamaya sudah teratasi. Sebab, kini di wilayah itu sudah dihijaukan hutan mangrove. “Tinggal di Pisangan yang belum ada penanganannya,” katanya.