Selasa 26 Apr 2016 11:13 WIB

Kemampuan SAR Indonesia Peringkat Tujuh Dunia

Tim gabungan Basarnas dan Polri melakukan pencarian menyusuri pesesir pantai di Perairan Teluk Bone, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Rabu (23/12). (Antara/Sahrul Manda Tikupadang)
Tim gabungan Basarnas dan Polri melakukan pencarian menyusuri pesesir pantai di Perairan Teluk Bone, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Rabu (23/12). (Antara/Sahrul Manda Tikupadang)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FHB Soelistyo menyatakan saat ini kemampuan SAR (Search and Rescue) Indonesia masuk peringkat tujuh di dunia.

"Saat ini kemampuan SAR kita sudah sejajar dengan SAR negara lain, baik dari segi sumber daya manusia maupun peralatannya sehingga posisi kita berada di peringkat tujuh di dunia," kata Soelistyo saat membuka Rakorsarda, pelatihan potensi dan media gathering di Pontianak, Selasa (26/4).
 
Ia menjelaskan, membaiknya kemampuan SAR tersebut dilihat dari upaya rescue (pencarian dan penyelamatan) terhadap korban Air Asia beberapa waktu lalu. "Suksesnya rescue tersebut berkat Kerja sama yang baik dari empat unsur terkait, mulai dari Basarnas, TNI-Polri, unsur pemerintah, dan potensi SAR itu sendiri (nelayan)," ungkapnya.
 
Menurut dia, saat ini sebanyak 3.700 anggota Basarnas di seluruh Indonesia terdiri 80 persen diantaranya rescue. "Idealnya kami membutuhkan minimal sekitar 5.700 rescue sehingga masih kurang banyak, oleh karena itu kerja sama yang baik empat unsur tersebut sangat baik dalam mendukung rescue," katanya.
 
Menurut dia, kerja sama empat unsur tersebut adalah solusi lain dalam memunuhi kekurangan tersebut. Ke depan dalam bekerja melakukan tugas-tugas penyelamatan kerja sama empat unsur tersebut harus terus disinergikan, tetapi harus dipimpin Basarnas.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement