Selasa 26 Apr 2016 08:56 WIB

Yogyakarta Krisis Air?

Yogyakarta
Foto: file.wordpress.com
Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, dan Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta masih menjadikan Kota Yogyakarta sebagai fokus program penyediaan air bersih mengingat mulai berkurangnya persediaan air baku baru di wilayah itu.

"Perkotaan Yogayakarta ini krisis airnya bukan hanya disebabkan persoalan infrastrukturnya saja tapi memang tidak ada air baku baru yang bisa diambil. Ini menjadi masalah serius bagi kami," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY Rani Sjamsinarsi, Selasa (26/4).

Selain ditangani pemerintah kabupaten, kata dia, mulai 2016 sebagian pencarian air baku baru juga menjadi tugas pemerintah provinsi bersama pemerintah pusat. Ia berharap, akhir 2016 mampu menyuplai 200 liter per detik ke PDAM Kota Yogyakarta dan Bantul.

"Jadi untuk perkotaan kita terus bergerak, untuk Kulon Progo, Gunung Kidul nanti terus berjalan," kata dia.

Untuk mendukung persediaan air bersih, menurut dia, tidak terlepas dari pembangunan sanitasi. Hingga saat ini telah dibangun 21.000 sanitasi rumah tangga yang tersambung ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sewon.

"Sekarang pembangunan sanitasi masih berjalan terus, karena bicara air bersih tidak terlepas dari sanitasi," kata dia.

Untuk pemenuhan kebutuhan air minum di tingkat perdesaan, ia mendorong pemerintah kabupaten memperbanyak jumlah Sistem Penyediaan Air Minum Perdesaan.

"Saat ini ada 800 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan yang masing-masing dikelola kelompok di empat kabupaten," kata dia.

Pada saat ini, SPAM Perdesaan merupakan solusi utama bagi pemenuhan air baku di tingkat perdesaan, sebab Dinas PUP ESDM tidak dapat menjangkau hingga tingkat perdesaan.

"Melalui SPAM Perdesaan kami hanya membantu pemenuhan kebutuhan yang diperlukan seperti mesin bor. Masyarakat tinggal menyambung dengan pipa-pipa plastik," kata Rani.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement