Ahad 24 Apr 2016 21:40 WIB

Pecandu Game Online Perlu Dialihkan ke Permainan Nyata

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah anak bermain game online jenis Point Blank di sebuah warung internet Kawasan tebet, Jakarta Selatan, Ahad (24/4). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak bermain game online jenis Point Blank di sebuah warung internet Kawasan tebet, Jakarta Selatan, Ahad (24/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Psikolog keluarga dari Universitas Indonesia, Rosmini, mengatakan perlu ada aturan yang membatasi permainan game online bagi anak-anak di warnet. Pemerintah harus bisa bertindak karena selama ini para pemilik warnet membebaskan anak-anak untuk mengakses game kategori apapun.

"Di warnet itu bebas banget. Mentang-mentang bayar, boleh mengakses game online jenis apapun. Harus ada aturan pembatasan," kata Rosmini, Ahad (24/4).

Menurut Rosmini, pemberlakuan pembatasan pengaksesan game online sangat mungkin dilakukan. Ini sama halnya seperti pembatasan pembelian produk rokok atau minuman alkohol yang hanya boleh diberikan kepada orang-orang dewasa.

Rosmini mengatakan, permainan video game tidak ada manfaatnya bagi tumbuh kembang anak. Apalagi, kalau game tersebut mengandung unsur kekerasan. Dia menegaskan, game sama sekali tidak bisa melatih stimulasi otak anak.

"Balita, batita, anak usia sekolah dasar, proses stimulasi otak dapat terjadi hanya dalam keadaan permainan yang nyata," kata dia.

Karena itu, dia menyarankan para orang tua agar mampu mengalihkan anak-anak yang kecanduan game online ke permainan dalam kehidupan nyata.

"Kalau misalnya dia senang main bola, ajak ke lapangan main bola beneran. Intinya, orang tua harus memberikan alternatif lain yang lebih menarik," ujar Rosmini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement