Ahad 24 Apr 2016 10:09 WIB

Petani Dilarang Bakar Jerami di Sawah

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Sawah (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Sawah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -– Petani di Kabupaten Lampung Selatan masih mentradisikan membakar jerami hasil panen di lahan sawahnya. Padahal, membakar jerami di lahan tersebut membuat tanah menjadi keras dan menghilangkan unsur hara lahan.

Hingga Ahad (24/4), sejumlah petani di kabupaten tersebut telah memasuki masa panen. Luasan panen terbesar berada di Kecamatan Sidomulyo dan Way Panji. “Sudah 65 persen petani sudah panen. Tapi petani masih membakar jerami,” kata Kepala UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Proyitno, Ahad (24/4).

Ia mengatakan kebiasaan petani setempat setelah masa panen berakhir, petani membakar sisa panen atau jerami di lahan sawahnya. Menurut dia, pembakaran jerami di lahan sawah dapat merusak lahan sawah dan membuat sawah kehilangan unsur hara dan tanahnya menjadi keras. 

UPT tersebut mencatat luas lahan sawah petani yang sudah memasuki masa  panen di Kecamatan Sidomulyo mencapai 2.796 hektare, sedangkan di Kecamatan Way Panji 2.260 hektare. Dari jumlah tersebut, petani baru separuhnya yang berhasil dipanen.  "Kami sudah sosialisasikan agar tidak membakar jerami lagi,” ujarnya.

Petani setempat biasa membakar jerami setelah panen, karena sudah menjadi tradisi dari pendahulunya. Tujuannya, untuk mempercepat membersihkan lahan agar dapat segera memasuki musim tanam kembali. Selain itu, dalam paradigma petani, membakar jerami di lahan sawahnya dapat menyuburkan tanahnya.

Padahal, dalam setiap penyuluhan, jerami banyak manfaatnya, di antaranya dapat menjadi kompos atau pupuk organik dengan cara dikubur di persawahan tersebut atau dibiarkan menumpuk saja. Jika dibiarkan menumpuk secara otomatis akan menjadi kompos sehingga tanah menjadi subur.

Manfaat lainnya, bisa dijadikan budi daya jamur dan pakan ternak. Namun, manfaat ini petani belum banyak diketahui petani. Padahal, dengan pola seperti itu, petani akan mendapat nilai ekonomi untuk tambahan keluarganya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement