Sabtu 23 Apr 2016 22:30 WIB

Fahira Idris: Masalah Lingkungan Hidup Jadi Ancaman Nyata

Wakil Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris
Wakil Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah Fahira Idris mengakui isu lingkungan hidup belum menarik di masyarakat padahal sudah menjadi ancaman nyata saat ini, karena itu harus menjadi pembicaraan sehari-hari.

"Harus diakui masih banyak kalangan yang beranggapan isu lingkungan hidup apalagi terkait perubahan iklim yang memang saat ini sudah menjadi ancaman nyata adalah isu yang berat untuk dibicarakan atau dipahami," kata?Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris, di Jakarta, Sabtu (23/4).

Anggota DPD dapil Jakarta ini mengatakan, isu lingkungan hidup belum semenarik isu soal politik, hukum, sosial budaya, ekonomi atau olah raga. "Karena itu isu lingkungan hidup harus kita bumikan sehingga menjadi obrolan sehari-hari, sama seperti mengobrol soal politik, agar kesadaran publik meningkat," katanya.

Terkait Hari Bumi Sedunia, Gubernur Banten Rano Karno menanam bibit pohon mangrove (bakau) di perairan Teluk Banten, Desa Pancer, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Gerakan ini merupakan kerja sama antara Pemprov Banten dengan Pemkot Serang, PT Chandra Asri, LSM Rekonvasi Bhumi dan element masyarakat sebagai bentuk kepedulian lingkungan pesisir.

"Dalam Rangka memperingati Hari Bumi International, mari kita jaga bumi dan lestarikan lingkungan kita sebagai wujud syukur kita kepada sang maha pencipta. Berikanlah hak-hak anak cucu kita berupa alam yang lestari untuk kelangsungan hidup segenap komponen alam ini," kata Gubernur Rano Karno dalam sambutannya.

Dari data yang ada telah dilakukan penanaman pohon bibit mangrove di Teluk Banten ini?mencapai 12 ribu batang pohon, 2.000 bibit diantaranya berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Banten dan sebanyak 10 ribu bibit berasal dari CSR PT Chandra Asri.

Gubernur Banten menjelaskan, saat ini Provinsi Banten sebagai daerah industri sangat rentan terhadap pengaruh perubahan iklim. Sebagai provinsi dengan basis aktifitas ekonomi yang ditopang oleh industri tentunya turut menyumbang terhadap perubahan iklim yang harus dikendalikan.

"Pemprov harus terlibat dalam program konservasi lingkungan termasuk pelaku industri didalamnya. Upaya melestarikan lingkungan hidup tidak hanya tanggung jawab perorangan saja, tetapi tanggung jawab dari semua pihak yang hidup dibumi ini," ajak Rano.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement