Sabtu 23 Apr 2016 15:45 WIB

GAMKI Dorong Pemuda Sambut MEA

Rep: Febrian/ Red: Achmad Syalaby
Sejumlah mahasiswa membentuk formasi tulisan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di Lapangan Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah mahasiswa membentuk formasi tulisan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di Lapangan Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) ingin mendorong pemuda Indonesia agar siap untuk menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Ketua Umum GAMKI Michael Wattimena mengatakan pemuda Indonesia harus melakukan banyak terobosan. Ketika MEA sudah berjalan, Indonesia tak kalah dari negara-negara Asean lainnya. 

“GAMKI terus mendorong pemuda dalam menghadapi MEA. Kami ingin pemuda selalu krteatif membuat terobosan,” kata Michael, Sabtu (23/4).

Dalam mewujudkan hal itu, pemerintah dan organisasi-organisasi masyarakat harus menyediakan wadah untuk pemuda berkarya. Sebab ide-ide yang dimiliki oleh para pemuda disebut Michael harus punya wadah penyalur yang tepat untuk meningkatkan kualitas dari para pemuda itu sendiri. 

Salah satu cara yang dilakukan GAMKI dalam memfasilitasi pemuda, kata Michael adalah dengan membuat bazar buku, kompetisi olahraga serta peragaan bakat-bakat seni dan budaya. Hal itu dilakukan GAMKI sekaligus untuk merayakan hari ulang tahun organisasi tersebut untuk yang ke-54. 

Alasan pemuda difokuskan untuk menyambut MEA ini menurut Michael adalah agar pemuda Indonesia punya daya saing yang kuat di level internasional. Politikus Partai Demokrat itu memprediksi Indonesia akan dihadapkan dalam situasi persaingan yang ketat dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara di era MEA.

Ia melihat negara-negara lain di Asia tenggara juga terus mempersiapkan SDM nya untuk menghadapi era pasar bebas. Sehingga untuk mengantisipasi, Indonesia juga harus mempersiapkan SDM untuk jangka panjang yang dimulai dengan membenahi kualitas pemuda. 

“Pemuda harus lebih berani dan percaya diri dalam memasarkan produk maupun budaya lokal seperti kesenian daerah dan mengeluarkan ide-idenya yang kreatif,” ucap Michael.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement