REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Sebagai langkah pencegahan penyebaran bakteri Anthrax, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo menambah petugas kesehatan hewan sebanyak 9 orang.
Petugas kesehatan hewan tersebut merupakan mantri desa yang dilatih oleh tenaga ahli kesehatan dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Peternakan, bekerja sama dengan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Gorontalo.
"Selain itu, berhubung ada tenaga ahli kesehatan Dirjen Peternakan, kita manfaatkan untuk melakukan dialog bersama masyarakat, mengenai anthrax," ucap Kepala Dinas DKPP Kabupaten Gorontalo, Haris Tome, Jumat (22/4).
Menurut Haris, pihaknya saat ini masih kekurangan petugas kesehatan hewan yang harus terjun langsung ke lapangan.
"Kita masih butuh tambahan tenaga petugas kesehatan hewan, saat ini baru dua tim yang ada, dengan masing masing tim terdiri dari tiga hingga 5 orang petugas," kata Haris.
Haris mengatakan, permintaan untuk memvaksinasi hewan ternak milik warga masih banyak disejumlah daerah yang terindikasi anthrax, sehinga perlu menambah jumlah petugas.
Sejak minggu lalu, tim dokter hewan DKPP telah melakukan pengobatan kepada sapi yang sakit, dengan melakukan vaksinasi agar sehat dan kebal terhadap penyakit, salah satunya anthrax.
Dikabupaten Gorontalo, sudah sekitar 40 sapi yang mati karena sakit dan diduga terkena bakteri anthrax, sementara 4 warga Pentadio Barat dirawat di Rumah Sakit Aloe Saboe (RSAS) karena terindikasi terkena anthrax kulit.