REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bima, dari Resque Whippet di Bandung sangat menyesali rencana Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang akan meracun 1.500 ekor anjing liar di wilayahnya. Ia mengatakan masih banyak cara lain untuk menyelesaikan masalah tanpa harus membunuh.
Menurutnya program eliminasi tersebut sebagai sebuah solusi instan Pemerintah Kabupaten Agam untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.“Kita mau ngajarin apa ke generasi mendatang, ngajarin apa ke anak-anak kita, bahwa itu baik-baik aja? membunuh itu boleh? Pesan moralnya sih saya rasa ngga ada,” katanya, Kamis (21/4).
Bima mengatakan yang harus dilakukan saat ini duduk bersama untuk mencari solusi selain membunuh sekian banyaknya binatang. Bima menambahkan seharusnya pemerintah Kabupaten Agam, memperhitungkan implikasi program eleminasi ribuan anjing tersebut. (baca: Tahun Ini, Pemkab Agam akan Racun 1.500 Anjing Liar)
Seharusnya pemerintah Kabupaten Agam, lanjut Bima, tahu bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima oleh dunia. Para penyayang binatang di seluruh dunia pun akan menolak dengan keras. Menurutnya hal terpenting saat ini edukasi.
“Jika gigitan ya itu, yang penting edukasi, kenapa harus ada yang digigit, karena mereka posisinya tertekan, anjing di Indonesiakan hidupnya sengsara, mereka tidak akan menggigit kok kalau ngga tertekan,”katanya.
Sebelumnya Pemerintah Agam menganggarkan dana untuk pengadaan satu kilogram racun dalam program mengeliminasi 1.500 ekor anjing liar di daerah itu pada tahun 2016."Kami menganggarkan dana Rp 14 juta untuk pengadaan satu kilogram racun dengan target 1.500 ekor anjing liar," kata Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Agam, Farid Muslim di Lubuk Basung, Rabu (20/4).