REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekitar 40 persen jalan yang berada di dalam tanggung jawab Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung rusak. Kerusakan ini di antaranya meliputi jalan berlubang atau hancur.
Kepala Bidang Kebinamargaan Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung, Agus Sjafrudin menyebutkan 40 persen jalan rusak dibagi menjadi dua kategori. Sebanyak 30 persen merupakan jalan wilayah serta 10 persen jalan protokol di pusat kota.
"Kondisi jalan di Kota Bandung untuk jalan protokol kerusakan sekitar 10 persen. Untuk yang sisanya mungkin yang masih rusak 30 persen itu jalan lingkungan," kata Agus saat ditemui di kantornya, Jalan Cianjur, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/4).
Agus menuturkan panjang jalan di Kota Bandung yang merupakan tanggung jawab DBMP sekitar 1.100 kilometer. Dari jumalh tersebut 60 persen merupakan jalan protokol. Sementara sisanya jalan lingkungan.
Dengan demikian, diasumsikan dari total sekitar 660 kilometer jalan protokol, 10 persennya atau sekitar 66 kilometer tergolong rusak. Sedangkan jalan lingkungan sepanjang 440 kilometer, 30 persen atau sekitar 132 kilometer rusak.
Menurutnya, rusaknya jalan diakibatkan beberapa faktor. Mulai dari usia jalan yang sudah lama, beban lalu lintas, serta air di sekitar lokasi. Mengingat jalan yang rusak kebanyakan merupakan di jalur yang rawan genangan air terutama di musim hujan.
"Yang paling utama sekarang sih memang musim hujan. Air kan musuh aspal," ujarnya.
Ia mengatakan air yang menggenangi jalan biasanya akibat drainase yang buruk. Terlebih aliran air saat hujan meninggi. Ia mencontohkan jalan yang paling parah kerusakannya di kawasan Bandung selatan serta Jalan Ibrahim Adjie, Kecamatan Kiaracondong. Jalan yang cukup ramai dilalui kendaraan itu tergolong parah karena banyak tergenang air saat hujan turun.
"Yang banyak rusak itu di daerah Bandung Selatan, dan Jalan Ibrahim Adjie juga. Itu dari air yang sering menggenang," ujarnya.